KEBIJAKAN PEMERINTAH

Inflasi Pangan Masih Harus Diturunkan Lagi, Pemerintah Lakukan Ini

Muhamad Wildan | Jumat, 02 September 2022 | 10:30 WIB
Inflasi Pangan Masih Harus Diturunkan Lagi, Pemerintah Lakukan Ini

Warga antre membeli telur ayam murah saat operasi pasar di Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (26/8/2022). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/foc.
 

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah memandang inflasi harga pangan, khususnya yang termasuk dalam komponen harga pangan bergejolak atau volatile food, masih perlu diturunkan.

Guna menurunkan harga pangan, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah pusat telah mengirimkan surat kepada gubernur seluruh provinsi untuk memperkuat tim pengendali inflasi daerah (TPID) di wilayahnya masing-masing.

"Kami telah mengirimkan surat ke seluruh gubernur untuk memperkuat TPID, TPID ini perlu menjaga stabilitas harga pangan," ujar Airlangga, Kamis (1/9/2022).

Baca Juga:
Mobilitas Penduduk Meningkat, Konsumsi Rumah Tangga 2024 Tumbuh 4,94%

Airlangga mengatakan diperlukan kerja sama antara daerah yang mengalami surplus dan defisit bahan pangan guna menjaga stabilitas suplai. Pemda juga perlu memberikan subsidi biaya pengangkutan guna memperlancar distribusi.

Selanjutnya, belanja tidak terduga (BTT) pada APBD setiap pemda perlu digunakan untuk mengendalikan inflasi sesuai dengan kewenangannya masing-masing.

Harapannya, langkah-langkah ini dapat menurunkan inflasi di beberapa daerah menjadi lebih rendah dari 5%. Menurut Airlangga, saat ini masih terdapat 66 kabupaten/kota dan 27 provinsi yang inflasinya lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata nasional.

Baca Juga:
BPS Umumkan Ekonomi Indonesia 2024 Tumbuh 5,03 Persen

Untuk diketahui, inflasi komponen volatile food memang tercatat mengalami penurunan dari 11,47% pada Juli 2022 menjadi 8,93% pada Agustus 2022.

Beberapa komoditas pangan yang mengalami penurunan harga antara lain bawang merah, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng, dan daging ayam ras.

Meski demikian, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras dan telur ayam ras mulai merangkak naik. BPS memandang kenaikan harga beras dan telur ayam ras perlu diantisipasi mengingat kedua komoditas tersebut berperan besar terhadap inflasi. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 05 Februari 2025 | 12:07 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI 2024

Mobilitas Penduduk Meningkat, Konsumsi Rumah Tangga 2024 Tumbuh 4,94%

Rabu, 05 Februari 2025 | 11:25 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BPS Umumkan Ekonomi Indonesia 2024 Tumbuh 5,03 Persen

Senin, 03 Februari 2025 | 16:21 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Inflasi Januari Cuma 0,76 Persen, Diskon Listrik Jadi Penyebab

Senin, 03 Februari 2025 | 11:54 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Ada Diskon Tarif Listrik, Januari 2025 Alami Deflasi 0,76 Persen

BERITA PILIHAN
Rabu, 05 Februari 2025 | 19:30 WIB BEA CUKAI PURWOKERTO

DJBC Cegat Mobil Penumpang di Banyumas, Angkut 280.000 Rokok Ilegal

Rabu, 05 Februari 2025 | 19:00 WIB CORETAX SYSTEM

Bukti Potong Dibuat Pakai NPWP Sementara, Perhatikan Konsekuensinya

Rabu, 05 Februari 2025 | 18:30 WIB PMK 136/2024

Definisi Pajak Tercakup Menurut Ketentuan Pajak Minimum Global

Rabu, 05 Februari 2025 | 18:17 WIB KAMUS PAJAK

Apa Itu Pajak Minimum Global? (Update PMK 136/2024)

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pengecer Boleh Jualan Lagi, UMKM Dijamin Tetap Dapat Pasokan Elpiji

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Kendala NIK Tidak Valid di Coretax DJP, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Tunda Bea Masuk 25 Persen untuk Produk Asal Kanada dan Meksiko