PEREKONOMIAN INDONESIA

Inflasi Beras Capai 18 Persen, Tertinggi sejak 2014

Muhamad Wildan | Senin, 02 Oktober 2023 | 15:00 WIB
Inflasi Beras Capai 18 Persen, Tertinggi sejak 2014

Pedagang menata beras jenis medium yang dijual di Pasar Jambu Dua, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp.

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi harga beras September 2023 mencapai 18,44% atau tertinggi sejak 2014.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan lonjakan angka inflasi beras disebabkan oleh produksi domestik yang menurun, serta suplai dari negara produsen beras yang rendah.

"Thailand, Vietnam, dan India itu mulai terjadi penurunan produksi beras. India bahkan batasi ekspornya. Artinya, kenaikan harga beras ini dikarenakan oleh terganggunya dari sisi suplai," katanya, Senin (2/10/2023).

Baca Juga:
Catat! Pengkreditan Pajak Masukan yang Ditagih dengan SKP Tak Berubah

Secara umum, BPS mencatat harga gabah di tingkat petani serta harga beras di tingkat penggilingan, grosir, dan eceran secara serentak mengalami peningkatan pada bulan lalu.

Rata-rata harga gabah kering panen pada September 2023 mencapai Rp6.514 per kilogram, naik 26,7% ketimbang pada September tahun lalu. Selanjutnya, rata-rata harga gabah kering giling mencapai Rp7.386 per kilogram, naik 27,31%.

Lalu, rata-rata harga beras di penggilingan sudah mencapai Rp12.708 per kilogram atau naik 27,43%. Kemudian, rata-rata harga beras pada tingkat grosir pada September 2023 sudah mencapai Rp13.037, naik 21,02%.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Sementara itu. rata-rata harga beras pada tingkat eceran sekitar Rp13.799, naik 27,43%. Adapun kenaikan harga beras terjadi di sentra-sentra produksi padi nasional seperti Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

"Kenaikan harga beras tentunya disebabkan oleh berkurangnya pasokan akibat kemarau berkepanjangan dan juga penurunan produksi karena El Nino," ujar Amalia.

Meski begitu, kenaikan rata-rata harga gabah dan beras memberikan dampak positif terhadap pendapatan petani. Indeks harga yang diterima petani pada September 2023 mencapai 133,96 dan nilai tukar petani (NTP) pada bulan tersebut mencapai 114,14. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra