STATISTIK EKONOMI

Indeks Keyakinan Konsumen Kembali Melemah

Muhamad Wildan | Jumat, 12 Juni 2020 | 14:00 WIB
Indeks Keyakinan Konsumen Kembali Melemah

Deretan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (1/6/2020). Bank Indonesia melaporkan indeks keyakinan konsumen (IKK) pada Mei 2020 kembali melemah, dari 84,8 pada April menjadi 77,8 pada Mei. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj)

JAKARTA, DDTCNews - Hasil survei konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) melaporkan indeks keyakinan konsumen (IKK) pada Mei 2020 kembali melemah.

Posisi IKK Mei berada di level 77,8, lebih rendah dari IKK April 2020 sebesar 84,8. "Survei konsumen BI pada Mei 2020 mengindikasikan perlemahan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi masih berlanjut," tulis BI dalam laporannya yang dirilis, Jumat (12/6/2020).

Untuk diketahui, apabila posisi IKK berada di bawah 100, hal ini mengindikasikan persepsi konsumen terhadap kondisi perekonomian cenderung pesimistis. Sebaliknya, bila IKK berada di atas 100 maka konsumen cenderung optimistis terhadap situasi perekonomian.

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Atas kondisi perekonomian saat ini, keyakinan konsumen terhadap penghasilan saat ini dan ketersediaan lapangan kerja mengalami perlemahan akibat turunnya penghasilan rutin karena diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan terjadinya pemutusan hubungan kerja.

Sejalan dengan hal tersebut, keyakinan konsumen untuk melakukan pembeliaan barang tahan lama atau durable goods cenderung turun, terutama pada jenis barang elektronik, furnitur, dan perabot rumah tangga.

Dari sisi pengeluaran, BI mencatat terjadi penurunan indeks pada seluruh kelompok pengeluaran terutama pada kelompok responden dengan tingkat pengeluaran di atas RP5 juta per bulan.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Dengan data ini, bagaimana dengan prospek penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) per Mei 2020 ini hingga bulan-bulan ke depan? Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Ditjen Pajak (DJP) Ihsan Priyawibawa tidak menerangkan terlalu banyak.

"Terkait dengan penerimaan PPN Mei 2020 akan diumumkan pada rilis APBN Kita, jadwalnya segera," kata Ihsan.

Meski demikian, data yang dipaparkan Kemenkeu pada APBN Kita edisi sebelumnya sudah menunjukkan bahwa penerimaan PPN dalam negeri cenderung melambat dari bulan ke bulan.

Baca Juga:
Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Secara akumulatif per April 2020, tercatat penerimaan PPN dalam negeri mampu untuk mencapai Rp76,93 triliun, tumbuh 10,09% (yoy) meski IKK pada bulan tersebut sudah berada pada level pesimis.

Namun, bila ditilik secara lebih terperinci dengan melihat pertumbuhannya pada setiap bulan, tampak pertumbuhan PPN dalam negeri sudah melambat per April 2020. Pertumbuhan penerimaan PPN dalam negeri secara bruto pada April 2020 saja ternyata hanya sebesar 0,82% (yoy).

Padahal, pada Januari, Februari, dan Maret 2020 tercatat PPN dalam negeri secara bruto mampu tumbuh masing-masing sebesar 13,79% (yoy), 5,8% (yoy), dan 15,29% (yoy).

Dalam pemaparannya, Kementerian Keuangan menuliskan pertumbuhan PPN dalam negeri secara bruto jauh melambat akibat mulai berlakunya PSBB pada akhir Maret yang mengakibatkan menurunnya kegiatan ekonomi pada beberapa sektor tertentu. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN