JERMAN

Incar Jabatan Kanselir, Menteri Keuangan Ini Janjikan Keadilan Pajak

Redaksi DDTCNews | Selasa, 23 Maret 2021 | 10:45 WIB
Incar Jabatan Kanselir, Menteri Keuangan Ini Janjikan Keadilan Pajak

Menteri Keuangan Olaf Scholz. (foto: BMF/Thomas Koehler/photothek.net)

BERLIN, DDTCNews – Kandidat Kanselir Jerman Olaf Scholz menyatakan isu keadilan pajak akan menjadi agenda utamanya dalam memenangkan pemilihan umum yang akan digelar pada September 2021.

Scholz menuturkan konsep keadilan pajak berarti menambah beban pajak bagi kelompok masyarakat dengan penghasilan tinggi. Lalu, memberikan insentif bagi yang memiliki penghasilan menengah dan rendah.

"Kami perlu membuat sistem pajak yang lebih adil," katanya yang saat ini tengah menjabat sebagai menteri keuangan Jerman, dikutip Selasa (23/3/2021).

Baca Juga:
Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

Scholz berjanji untuk tetap meneruskan kebijakan pungutan pajak solidaritas untuk wajib pajak yang memiliki penghasilan yang tinggi. Menurutnya, sumber penerimaan dari pajak solidaritas sebesar €11 miliar per tahun tidak bisa dilewatkan pemerintah.

Penerimaan pajak solidaritas akan dibebankan kepada 1,35 juta wajib pajak. Dia menyebutkan pungutan tersebut akan dibarengi dengan pajak kekayaan untuk mendukung pembangunan di level negara bagian pada sektor infrastruktur, pusat penitipan anak dan transportasi.

"Penghapusan biaya tambahan solidaritas akan menjadi keputusan yang melawan keinginan rakyat," ujar Scholz.

Baca Juga:
Ramai Lapor ke Otoritas, WP di Negara Ini Muak dengan Tax Evasion

Kebijakan keuangan pemerintah federal sampai dengan 2022 masih akan mengandalkan utang untuk memerangi pandemi Covid-19. Namun demikian, pemerintah akan mengurangi beban utang secara bertahap dalam jangka menengah hingga pandemi berakhir.

Menurutnya, utang menjadi sumber utama pembiayaan negara lantaran penerimaan pajak masih terdampak pandemi. Dia memproyeksikan kinerja penerimaan pajak masih akan tertekan dalam beberapa tahun ke depan, sehingga sulit untuk memenuhi target penerimaan.

"Kami memprediksi situasi pendapatan [pajak] yang lebih sedikit dengan pengeluaran yang terus tinggi. Ini semua harus masuk dalam refleksi anggaran 2022 dan bagaimana perencanaan keuangan hingga 2025," tutur Scholz seperti dilansir thegermanyeye.com. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN