EKONOMI INDONESIA

Impor Kerek Inflasi Inti Juli 2018

Redaksi DDTCNews | Kamis, 02 Agustus 2018 | 10:27 WIB
Impor Kerek Inflasi Inti Juli 2018

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution buka suara terkait melejitnya angka inflasi inti pada Juli 2018. Setidaknya ada dua faktor yang dominan menyumbang angka inflasi inti yang mencpai 0,41%.

"Biasanya, inflasi inti itu ada di bawah 0,4%. Salah satunya dipicu inflasi barang impor (imported inflation)," katanya, Rabu (1/8).

Melonjaknya nilai impor ini tidak lepas dari dari pelemahan rupiah terhadap kurs dolar Amerika Serikat (AS). Sebagai gambaran, hingga kini kurs rupiah masih bertengger dengan rentang Rp14.400 hingga Rp14.500 per dolar AS.

Baca Juga:
Dalam Sebulan, Bea Cukai Batam Amankan 434 HP-Tablet dari Penumpang

Selain besarnya volume impor, naiknya inflasi inti juga bisa disumbangkan oleh naiknya permintaan. Dengan kata lain ada perbaikan pada konsumsi masyarakat.

Meski mendapat tekanan dari inflasi inti, Darmin tetap optimistis inflasi sepanjang tahun akan mencapai target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yaitu di kisaran 3,5%. Terlebih, inflasi Juli secara bulanan hanya 0,28% atau masih di bawah 0,3%.

"Biasanya, memang inflasi inti kita rendah, inflasi tahunan harga pangan bergejolak sebaiknya dijaga jangan sampai di atas 5%," paparnya.

Baca Juga:
Catat! Buku Hiburan, Roman Populer, Hingga Komik Tetap Kena Bea Masuk

Seperti yang diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan kelompok pengeluaran berupa bahan makanan, makanan jadi dan sektor pendidikan jadi kontributor utama angka inflasi Juli sebesar 0,28%. Adapun untuk bahan makanan kenaikan harga telur ayam ras jadi komoditas penyumbang terbesar inflasi Juli 2018, disusul oleh daging ayam ras.

Sementara itu, inflasi inti juga tercatat tertinggi sepanjang tahun 2018. Komponen inflasi inti pada Juli 2018 mengalami inflasi sebesar 0,41%. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Juli) 2018 mengalami inflasi sebesar 1,78% dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Juli 2018 terhadap Juli 2017) sebesar 2,87%.

"Kalau ditarik mundur dari Januari memang paling tinggi itu di bulan Juli, lalu apakah itu bukan sebuah pertanda daya beli kita mulai membaik," kata Kepala BPS Suhariyanto. (Amu)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 19 Desember 2024 | 19:00 WIB BEA CUKAI BATAM

Dalam Sebulan, Bea Cukai Batam Amankan 434 HP-Tablet dari Penumpang

Kamis, 19 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Catat! Buku Hiburan, Roman Populer, Hingga Komik Tetap Kena Bea Masuk

Kamis, 19 Desember 2024 | 10:36 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Cegah Penyelundupan, DJBC Mulai Gunakan Alat Pemindai Peti Kemas

Sabtu, 14 Desember 2024 | 16:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Penerapan NPWP 16 Digit pada CEISA 4.0, DJBC Beberkan Keuntungannya

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra