Menteri Keuangan Sri Mulyani.
JAKARTA, DDTCNews - International Monetary Fund (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2022 dari 4,4% year on year (yoy) menjadi 3,6% yoy pada April ini.
Angka terbaru tersebut merupakan revisi kedua setelah yang pertama pada Januari lalu. Dalam keterangannya IMF menyebutkan revisi tersebut sejalan dengan adanya konflik geopolitik Rusia-Ukraina yang menyebabkan tekanan perekonomian global
"Ini menggambarkan momentum pemulihan ekonomi global mengalami tekanan sangat besar akibat kondisi perekonomian dipengaruhi eskalasi perang yang menimbulkan spillover dari sisi harga komoditas," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merespons rilis IMF tersebut dalam konferensi pers realisasi APBN edisi April 2022, dikutip Kamis (21/4/2022).
Lebih lanjut, Menkeu mengatakan tekanan harga komoditas menimbulkan gejolak inflasi di sejumlah negara. Bahkan IMF merevisi angkanya ke atas tingkat inflasi global dari 3,9% yoy menjadi 5,7% yoy pada tahun ini.
"Dan bahkan [inflasi] negara-negara berkembang [diperkirakan IMF] melonjak 5,9% ke 8,7%. Ini dalam pertemuan kita dari berbagai negara emerging dengan IMF. Yang seharusnya naik malah turun yaitu pertumbuhan ekonomi, yang seharusnya turun malah naik yaitu inflasi," ucapnya.
Secara spesifik, menkeu menjabarkan Indonesia juga turut terkena dampak perekonomian global yang menyebabkan harga komoditas sumber daya alam seperti minyak, gas bumi, nikel, feronikel melonjak cukup tajam. Sementara, harga-harga komoditas pangan yang juga melonjak misalnya gandum, jagung, dan minyak kelapa sawit.
"Kenaikannya ekstrem dan cepat ini yang menimbulkan suatu shock hampir di semua negara, bilateral mereka dihadapkan dengan kondisi tekanan harga energi dan pangan yang menyebabkan APBN mereka merespons terutama mereka membuat subsidi, subsidinya melonjak tinggi," kata Menkeu.
Kendati IMF merevisi pertumbuhan ekonomi global, Sri Mulyani masih optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini bisa mencapai 5,2% yoy, sedangkan pada kuartal I/2022 ekonomi dalam negeri diharapkan tumbuh 4,5%-5,2% yoy. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.