David Lipton.
JAKARTA, DDTCNews – International Monetary Fund (IMF) meminta Pakistan untuk memobilisasi penerimaan pajak dan memangkas utang.
Hal ini disampaikan Penjabat Direktur Pelaksana IMF David Lipton saat bertemu dengan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dalam kunjungan ke Washington D.C. Amerika Serikat (AS) pada Minggu (21/7/2019) waktu setempat.
“Saya menyoroti perlunya memobilisasi penerimaan pajak domestik sekarang dan di masa depan untuk menyediakan secara andal bagi pengeluaran sosial dan pembangunan yang dibutuhkan, sambil menempatkan utang pada tren penurunan,” ujar Lipton, seperti dikutip pada Senin (22/7/2019).
Lipton mengatakan IMF serta mitra internasional lainnya bekerja erat dengan pemerintah untuk mendukung pelaksanaan reformasi. Reformasi yang didukung IMF ini bertujuan untuk menstabilkan ekonomi, memperkuat institusi, dan membuka jalan untuk berkelanjutan dan seimbang.
Seperti diketahui, pemerintah menghadapi tekanan yang meningkat ketika ada kenaikan harga (inflasi) dan kebijakan penghematan yang ketat di bawah bailout terbaru Pakistan dari IMF. IMF memberikan US$6 miliar kepada Pakistan yang tengah mengalami kesulitan ekonomi.
Dalam beberapa tahun terakhir, konsumsi yang lebih banyak dari sisi impor telah menopang pertumbuhan di Pakistan. Kondisi itu membantu menyembunyikan masalah ekonomi yang penuh dengan inefisiensi dan tanpa basis ekspor yang kuat.
Tetapi pemerintah Khan, seperti banyak pendahulunya, telah dipaksa untuk beralih ke IMF untuk mencegah krisis neraca pembayaran. Pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,5% pada tahun fiskal hingga Juni 2018, diperkirakan melambat menjadi 2,4% pada tahun ini. Hal ini, menurut IMF, tidak cukup untuk mengimbangi pertumbuhan populasi yang sekarang berjumlah 208 juta.
Seperti dilansir Aljazeera, Khan diagendakan akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump. Trump kemungkinan akan mendesak Khan untuk membantu mengakhiri perang di Afghanistan. Tahun lalu, Trump memangkas ratusan juta dollar dalam bantuan keamanan ke Pakistan. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.