INGGRIS

IMF Minta Negara Eropa Ini Tidak Kucurkan Insentif Pajak

Vallencia | Minggu, 02 Oktober 2022 | 11:30 WIB
IMF Minta Negara Eropa Ini Tidak Kucurkan Insentif Pajak

Logo IMF. (foto: financialexpress.com)

LONDON, DDTCNews – International Monetary Fund (IMF) mengusulkan pemerintah Inggris untuk mempertimbangkan kembali rencananya dalam memberikan insentif pajak di tengah tren inflasi yang kian meningkat.

IMF berpendapat pemerintah perlu mempertimbangkan metode yang lebih tepat sasaran daripada menjalankan rencana insentif pajak yang diusulkan Perdana Menteri Liz Truss dan Anggota Parlemen Kwasi Kwarteng. Sebab, insentif yang diusulkan dapat memicu ketidaksetaraan.

"Kesempatan bagi pemerintah Inggris untuk mempertimbangkan cara-cara yang lebih tepat sasaran dan mengevaluasi kembali langkah-langkah pajak, terutama yang menguntungkan mereka-mereka yang berpenghasilan tinggi,” sebut IMF seperti dilansir theguardian.com, Minggu (2/10/2022).

Baca Juga:
Otoritas Ini Usulkan Perubahan Aturan Pencegahan WP ke Luar Negeri

Menurut IMF, rencana insentif pajak yang diutarakan oleh Kwasi Kwarteng berisiko merusak upaya Bank of England untuk mengatasi tren kenaikan inflasi. Sebagai informasi, rencana Kwarteng dalam memberikan insentif pajak mencapai GBP45 miliar.

Rencana yang dimaksud antara lain, pemotongan tarif pajak tertinggi dari 45% menjadi 40%. Selain itu, tarif dasar pajak penghasilan (PPh) diturunkan dari 20% menjadi 19% tahun depan. Kwarteng juga mengusulkan pembatalan kenaikan PPh badan menjadi 25%.

Setelah usulan tersebut diumumkan, dalam hitungan beberapa hari, nilai tukar poundsterling terhadap dolar AS jatuh ke level terendah. Oleh sebab itu, IMF meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kembali paket insentif fiskal tersebut.

Baca Juga:
Antisipasi Dampak Opsen, Pemprov Kalbar Beri Keringanan Pajak

“Mengingat tekanan inflasi yang meningkat di Inggris, kami tidak merekomendasikan paket fiskal yang besar. Penting diketahui, kebijakan fiskal tidak akan bekerja jika tujuannya bertentangan dengan kebijakan moneter,” ujar juru bicara IMF.

Senada, Moody’s juga menilai insentif pajak yang besar berpotensi melemahkan kelayakan kredit di Inggris. Moody’s merupakan salah satu juri yang paling berpengaruh di pasar keuangan global dalam menilai kelayakan kredit pemerintah dan perusahaan investor besar. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 24 Desember 2024 | 10:00 WIB PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Antisipasi Dampak Opsen, Pemprov Kalbar Beri Keringanan Pajak

Selasa, 24 Desember 2024 | 09:30 WIB LAYANAN PAJAK

Butuh Layanan Pajak? Cek Lagi Jadwal Libur Natal dan Tahun Baru KPP

Selasa, 24 Desember 2024 | 09:12 WIB LITERATUR PAJAK

Gratis! Download 10 Buku Pajak yang Diterbitkan DDTC

BERITA PILIHAN
Selasa, 24 Desember 2024 | 10:00 WIB PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Antisipasi Dampak Opsen, Pemprov Kalbar Beri Keringanan Pajak

Selasa, 24 Desember 2024 | 09:30 WIB LAYANAN PAJAK

Butuh Layanan Pajak? Cek Lagi Jadwal Libur Natal dan Tahun Baru KPP

Selasa, 24 Desember 2024 | 09:12 WIB LITERATUR PAJAK

Gratis! Download 10 Buku Pajak yang Diterbitkan DDTC

Selasa, 24 Desember 2024 | 09:07 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Coretax Berlaku 2025, DJP Online Tetap Bisa Digunakan Sementara

Senin, 23 Desember 2024 | 18:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

DJP Sebut Top-up e-Money Juga Bakal Kena PPN 12 Persen Tahun Depan

Senin, 23 Desember 2024 | 18:00 WIB PMK 101/2024

PMK Baru, Menkeu Bisa Nilai Kesesuaian KUA-PPAS Pemda dengan KEM PPKF

Senin, 23 Desember 2024 | 17:30 WIB KABUPATEN SIDOARJO

Veteran dan Pensiunan Dapat Insentif, Setoran PBB Tetap Capai Target

Senin, 23 Desember 2024 | 17:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ada Kenaikan Tarif PPN, DJP Tetap Optimalkan Penerimaan Tahun Depan

Senin, 23 Desember 2024 | 16:30 WIB CORETAX SYSTEM

Akses Aplikasi Coretax, Wajib Pajak Perlu Ganti Password Dahulu