KONSENSUS PAJAK GLOBAL

Google: Konsensus Global Ciptakan Kepastian Bagi Ekonomi Digital

Muhamad Wildan | Senin, 15 November 2021 | 17:11 WIB
Google: Konsensus Global Ciptakan Kepastian Bagi Ekonomi Digital

Government Affairs and Public Policy Google Indonesia Danny Ardianto. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Google berkomitmen mendukung tercapainya konsensus atas Pilar 1: Unified Approach dan Pilar 2: Global Anti Base Erosion (GloBE) oleh yurisdiksi-yurisdiksi anggota Inclusive Framework.

Government Affairs and Public Policy Google Indonesia Danny Ardianto mengatakan tercapainya konsensus 137 yurisdiksi anggota Inclusive Framework merupakan capaian besar yang bakal menciptakan kepastian bagi perusahaan digital.

"Kepastian, prediktabilitas jangka panjang, dan multilateralisme adalah prinsip penting yang patut disyukuri dan bahkan patut kita rayakan," ujar Danny, Senin (15/11/2021).

Baca Juga:
Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

Kepastian yang timbul berkat konsensus akan mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.

Merujuk pada laporan berjudul SEA e-Conomy Research 2021 yang dipublikasikan oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, jumlah konsumen digital baru di Indonesia sejak awal pandemi hingga semester I/2021 mencapai 21 juta orang.

Sebanyak 99% dari pendatang baru tersebut diproyeksikan akan terus menggunakan layanan digital yang mereka gunakan ketika pandemi usai nanti.

Baca Juga:
Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

"Semua akan digital pada waktunya. Ini sudah diprediksi OECD sejak 2012, nantinya ekonomi digital akan menjadi 'ekonomi'," ujar Danny.

Meski Indonesia saat ini masih menjadi negara pasar bagi perusahaan digital, khususnya perusahaan digital luar negeri, kepastian bagi perusahaan digital akan turut berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi digital di Indonesia ke depan.

Perkembangan ekonomi digital yang masif tercermin pada bertambahnya jumlah unicorn Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

"Unicorn Indonesia pada 2 tahun yang lalu ada 5 [unicorn] sekarang ada 8. Banyak startup Indonesia yang mengembangkan bisnisnya di luar Indonesia," ujar Danny. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 27 Januari 2025 | 08:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Minggu, 26 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

BERITA PILIHAN
Senin, 27 Januari 2025 | 13:30 WIB PMK 117/2024

Sri Mulyani Atur Ulang Ketentuan Penghapusan Piutang Pajak

Senin, 27 Januari 2025 | 13:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Kategorisasi Kuasa dan Wakil Wajib Pajak di Coretax DJP

Senin, 27 Januari 2025 | 11:30 WIB PERDAGANGAN BERJANGKA

Nilai Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi 2024 Naik 29,3 Persen

Senin, 27 Januari 2025 | 10:00 WIB PMK 119/2024

Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

Senin, 27 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Siap-Siap SBN Ritel Perdana 2025! Besok Dirilis ORI027T3 dan ORI027T6

Senin, 27 Januari 2025 | 08:43 WIB LAYANAN PAJAK

Butuh Layanan Pajak? Kantor Pajak Baru Buka Lagi 30 Januari 2025

Senin, 27 Januari 2025 | 08:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

Senin, 27 Januari 2025 | 08:00 WIB KOTA PALANGKA RAYA

Bayar Pajak Sudah Serba Online, Kepatuhan WP Ditarget Membaik