KP2KP TAKALAR

Gagal Validasi NIK karena NPWP Ganda, WP Perlu Hapus Salah Satunya

Redaksi DDTCNews | Kamis, 06 April 2023 | 16:00 WIB
Gagal Validasi NIK karena NPWP Ganda, WP Perlu Hapus Salah Satunya

Ilustrasi.

TAKALAR, DDTCNews - Seorang wajib pajak mendatangi KP2KP Takalar, Sulawesi Selatan untuk mengonsultasikan pemadanan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

WP yang berprofesi sebagai pegawai BUMN tersebut mengaku berulang kali gagal memadankan NIK-NPWP. Pada setiap proses validasi selalu muncul notifikasi 'NIK Telah Digunakan pada NPWP Lain'.

"Notifikasi tersebut menandanakan NPWP Bapak terindikasi ganda. Bapak dapat mengajukan permohonan penghapusan NPWP salah satunya," ujar salah satu pegawai KP2KP Takalar dilansir pajak.go.id, dikutip pada Kamis (6/4/2023).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Perlu dipahami, kepemilikan NPWP ganda memang membuat validasi NIK sebagai NPWP tidak akan berjalan. Pasalnya, NIK sendiri bersifat tunggal untuk setiap individu penduduk.

Salah satu kondisi yang bisa membuat seseorang memiliki NPWP lebih dari satu adalah perpindahan tempat kerja. Jika ini terjadi maka wajib pajak perlu menghapus salah satu NPWP-nya.

Prosedur penghapusan NPWP wajib pajak diatur dalam PER-04/PJ/2020. Selain mengisi formulir, wajib pajak juga perlu melampirkan surat pernyataan kepemilikan lebih dari satu NPWP, fotokopi KTP, dan fotokopi seluruh kartu NPWP yang dimiliki.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selain NPWP ganda yang membuat pemadanan NIK-NPWP gagal, kendala lain yang kerap muncul adalah data utama pada NPWP yang tidak sesuai dengan basis data Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri. Data utama yang dimaksud antara lain nama, tempat lahir, dan tanggal lahir wajib pajak.

"Jika kendala itu muncul, wajib pajak dapat langsung mengubah sesuai dengan data di KTP pada menu Profil DJP Online dan melakukan validasi lalu mengeklik Ubah Data," imbuh KP2KP Takalar.

Otoritas pajak mendorong wajib pajak segera melakukan pemadanan NIK-NPWP guna mendukung kebijakan satu data Indonesia. Kebijakan tersebut tertuang dalam UU 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Senin, 21 Oktober 2024 | 19:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sertel Kena Suspend, Begini Cara Sampaikan Klarifikasi ke Ditjen Pajak

Minggu, 20 Oktober 2024 | 15:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tempat Tinggal Berubah, Apakah Harus Pindah KPP Terdaftar?

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN