Akses DDTC News lebih mudah karena semua informasi pajak sekarang ada dalam genggaman Anda.
Akses DDTC News lebih mudah karena semua informasi pajak sekarang ada dalam genggaman Anda.
With less than a month to go before the European Union enacts new consumer privacy laws for its citizens, companies around the world are updating their terms of service agreements to comply.
The European Union’s General Data Protection Regulation (G.D.P.R.) goes into effect on May 25 and is meant to ensure a common set of data rights in the European Union. It requires organizations to notify users as soon as possible of high-risk data breaches that could personally affect them.
Dua turis sedang berwisata di kawasan Vietnam.
NEW YORK, DDTCNews—Intensitas perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang tak kunjung berakhir tidak saja telah berimbas pada perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara maju, tetapi juga negara-negara berkembang Asia.
Bank Pembangunan Asia (ADB) telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia menjadi 5,5% untuk 45 negara berkembang di Asia termasuk China dan India pada tahun 2020. ADB menyatakan ketegangan perdagangan itu menjadi risiko utama dalam pertumbuhan kawasan tersebut.
Namun, seperti dikutip dari Forbes, beberapa negara tetap bakal tumbuh pesat tahun ini, dan diperkirakan berhasil mengatasi tekanan perang dagang itu. Berikut negara berkembang di Asia yang diprediksi bakal tumbuh pesat di 2020:
1. Bangladesh
Perekonomian Bangladesh diperkirakan tumbuh 8% disokong dengan investasi untuk industri produk tekstil berbiaya murah, seperti garmen dan sepatu. Negara tersebut sejak 2011 telah tumbuh sekisar 6%. Upah buruh yang hanya US$101 per bulan menjadi faktor derasnya investasi asing.
2. India
Produk domestik bruto (PDB) India diperkirakan tumbuh 7,2% pada 2020 untuk mendukung target sebagai negara industri manufaktur seperti elektronik. Bank sentral telah menawarkan stimulus moneter serta pemangkasan pajak tahun ini untuk memberi kelonggaran kepada dunia usaha.
3. Tajikistan
Negara pecahan Uni Soviet ini diprediksi tumbuh hingga 7%. PDB Tajikistan terus tumbuh sejak 2016, yaitu 6,9% hingga kemudian konsisten di atas 7%. Bank Dunia menyatakan sektor industri dan jasa telah mendorong pertumbuhan negara tersebut di tengah permintaan domestik yang moderat.
4. Myanmar
Perekonomian negara ini diperkirakan bisa tumbuh 6,8% pada 2020. Saat ini, PDB negara tersebut baru di kisaran US$67 miliar. Ekspor produksi manufaktur Myanmar telah tumbuh pesat dalam 5 tahun terakhir yang sangat membantu pertumbuhan ekonomi.
5. Kamboja
Perekonomian negara ini diperkirakan tumbuh hingga 6,8% pada 2020. Investasi China di negara tersebut telah mengakselerasi pertumbuhan PDB negara kawasan Asia Tenggara itu, selain investasi manufaktur produk garmen seperti yang terjadi di Myanmar dan Bangladesh.
6. Vietnam
Perekonomian Vietnam diperkirakan akan tumbuh 6,7% di 2020. Negara Asia Tenggara yang telah tumbuh lebih dari 6% per tahun sejak 2012 tersebut telah melakukan lebih banyak hal dibandingkan Bangladesh dalam mendorong investasi.
Negara-negara berkembang Asia lainnya yang perkiraan ADB akan tumbuh lebih dari 6% termasuk di antaranya Nepal dan Maladewa masing-masing 6,3%, Laos dan Filipina masing-masing 6,2% dan Mongolia 6,1%. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.