PEREKONOMIAN INDONESIA

Dunia Dibayangi Resesi, Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Tetap Resilien

Dian Kurniati | Kamis, 29 September 2022 | 15:30 WIB
Dunia Dibayangi Resesi, Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Tetap Resilien

Menteri Keuangan Sri Mulyani. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini kinerja perekonomian Indonesia pada tahun ini akan tetap tumbuh positif meski dunia saat ini sedang dibayangi ancaman resesi.

Sri Mulyani mengatakan pemerintah selama ini terus mewaspadai dampak perkembangan global yang dinamis terhadap perekonomian dalam negeri. Dia optimistis kinerja pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022 masih menunjukkan kinerja yang positif.

"Kita berharap seluruh indikator baik konsumsi, mobilitas indeks, dan lain-lain menggambarkan resilience pada kuartal III/2022. Investasi dan kegiatan produksi juga resilience. Negara lain sudah turun dan kontraktif," katanya, Kamis (29/9/2022).

Baca Juga:
Catat! Pengkreditan Pajak Masukan yang Ditagih dengan SKP Tak Berubah

Sri Mulyani menuturkan beberapa negara saat ini sedang menghadapi tantangan karena naiknya tensi geopolitik global. Lonjakan inflasi akibat kenaikan harga pangan dan energi mulai direspons dengan menaikkan suku bunga acuan, sehingga bakal memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Dia memandang kinerja pemulihan ekonomi Indonesia saat ini masih berjalan dengan cukup kuat. Pada kuartal III/2022, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,4% hingga 6%.

Menurut menkeu, pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022 ditopang oleh konsumsi masyarakat, kinerja ekspor, dan investasi. Untuk kuartal IV/2022, pertumbuhan ekonomi diperkirakan disokong belanja pemerintah karena realisasi belanja saat ini masih kecil.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Hingga akhir Agustus 2022, realisasi belanja negara baru mencapai Rp1.657 triliun atau 53,3% dari pagu Rp3.106,4 triliun.

"Hitung saja 40% dari yang tersebut akan dibayarkan atau dibelanjakan ke perekonomian. Belum belanja seperti subsidi dan kompensasi yang pemerintah akan bayarkan," ujar Sri Mulyani.

Menkeu menambahkan APBN juga akan tetap bekerja sebagai shock absorber dari gejolak harga-harga global, terutama di bidang pangan dan energi. Kondisi itu juga akan berlanjut pada 2023 karena perekonomian dunia diperkirakan akan masih mengalami pelemahan. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra