PENERIMAAN NEGARA

DPR Sebut Kontribusi Dividen dan Pajak dari BUMN Masih Belum Ideal

Muhamad Wildan | Kamis, 18 Februari 2021 | 12:49 WIB
DPR Sebut Kontribusi Dividen dan Pajak dari BUMN Masih Belum Ideal

Ilustrasi. (DDTCNews)

JAKARTA, DDTCNews – Setoran dividen dan pajak dari BUMN kepada pemerintah sepanjang 2010 sampai dengan 2019 dinilai masih belum ideal lantaran hanya disokong oleh BUMN-BUMN tertentu saja.

Seperti dikutip dari laman resmi DPR RI, total setoran dividen BUMN sepanjang 2010 hingga 2019 mencapai Rp377,8 triliun. Kemudian, nilai pajak yang dibayarkan BUMN kepada pemerintah senilai Rp1.518,7 triliun.

"Menurut saya belum ideal dan belum membahagiakan. [Bisa] dikatakan ideal bila 142 BUMN telah memberikan pendapatan yang maksimal," kata Anggota Komisi VI DPR Nasim Khan, dikutip Kamis (18/2/2021).

Baca Juga:
Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Menurut Nasim, tak sedikit BUMN yang saat ini masih merugi dan belum memberikan keuntungan yang optimal bagi negara. Hal ini terlihat dari realisasi pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dari BUMN yang sebagian besar disokong oleh BUMN-BUMN tertentu saja.

Merujuk pada Nota Keuangan APBN 2021, tercatat realisasi pendapatan dividen pada 2020 mencapai Rp50,63 triliun. Bila diperinci, BUMN seperti BRI, Bank Mandiri, Pertamina, Telkom, dan BNI yang berkontribusi besar dalam pembagian dividen kepada pemerintah.

Tahun ini, target PNBP kekayaan negara dipisahkan (KND) yang bersumber dari dividen BUMN mencapai Rp26,1 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp11,96 triliun bersumber dari BUMN perbankan dan BUMN nonperbankan menyumbang dividen Rp14,17 triliun.

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Dengan turunnya target setoran dividen BUMN tersebut, Nasim berharap BUMN tetap melakukan inovasi yang mampu profitabilitas perusahaan pelat merah. DPR juga akan membahas soal tambahan anggaran untuk BUMN yang terdampak pandemi.

"Diharapkan BUMN-BUMN terus bekerja lebih baik lagi dan mempunyai inovasi-inovasi yang ter-update dengan kondisi saat ini untuk mendongkrak laba perusahaan lebih optimal lagi," ujar Nasim. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN