FILIPINA

DPR Minta UMKM Dikecualikan dari Wajib Lapor Transaksi Online

Dian Kurniati | Senin, 15 Juni 2020 | 10:49 WIB
DPR Minta UMKM Dikecualikan dari Wajib Lapor Transaksi Online

Ilustrasi. (DDTCNews)

MANILA, DDTCNews—Senator Juan Miguel Zubiri mengkritik kebijakan otoritas pajak Filipina yang meminta seluruh pelaku perdagangan online dan bisnis berbasis digital lainnya melaporkan aktivitas usahanya paling lambat 31 Juli 2020.

Zubiri menilai kebijakan tersebut seharusnya tidak perlu menyasar pelaku perdagangan online berskala mikro dan kecil (UMKM). Hal itu dikarenakan pelaku UMKM saat ini tengah mengalami tekanan yang berat akibat pandemi Covid-19.

"Mereka (otoritas pajak) berpikiran curang dengan merencanakan skema pajak ini. Mereka hanya akan mendapat sedikit dukungan, atau bahkan sama sekali tidak didukung oleh Senat karena langkah-langkah ini,” kata Zubiri, Senin (15/6/2020).

Baca Juga:
Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Zubiri menjelaskan tidak semua pelaku usaha dapat langsung bangkit pascapandemi Covid-19. Beberapa usaha, terutama yang mikro, kecil, dan menengah masih membutuhkan bantuan pemerintah untuk bisa bertahan dan memulihkan bisnisnya.

Meski demikian, Zubiri menilai masih bisnis ada yang bisa dimanfaatkan pemerintah untuk berbagi beban, terutama judi online lepas pantai atau Philippine Offshore Gaming Operator (POGOs).

Menurutnya, bisnis judi online POGOs masih menunjukkan pertumbuhan yang positif di Filipina meski terdapat pandemi. Dia bahkan menyebutkan POGOs seperti virus yang terus berkembang di negara tersebut.

Baca Juga:
Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

"Mengapa membuat pengusaha mikro dan kecil menderita dengan ancaman pajak, tetapi memberi peluang operator POGOs asing beroperasi yang kerap menghindari pajak," ujarnya dilansir dari Newsinfo.inquirer.

Otoritas pajak Filipina (Bureau of Internal Revenue/BIR) sebelumnya meminta seluruh pelaku perdagangan online dan bisnis berbasis digital lainnya untuk melaporkan aktivitas usahanya paling lambat 31 Juli 2020.

Komisaris BIR Caesar Dulay telah merilis surat edaran yang berisi kewajiban pelaku usaha online untuk mendaftarkan usahanya, mendeklarasikan transaksi sebelumnya, serta menyelesaikan pembayaran pajak kepada otoritas.

Ketentuan itu berlaku untuk semua orang atau badan usaha yang melakukan bisnis dan mendapatkan penghasilan dengan cara atau bentuk apa pun di Filipina. Setiap pelaku usaha wajib melaporkan gateway pembayaran, saluran pengiriman, penyedia layanan internet, dan fasilitator lainnya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Minggu, 26 Januari 2025 | 13:30 WIB PERDAGANGAN KARBON

Luncurkan Perdagangan Karbon Internasional di IDXCarbon, Ini Kata BEI

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Minggu, 26 Januari 2025 | 12:00 WIB KEBIJAKAN BEA DAN CUKAI

PMK 115/2024 Berlaku, Penagihan Kepabeanan dan Cukai Bakal Lebih Mudah

Minggu, 26 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Minggu, 26 Januari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Pembuatan Faktur Pajak Barang Non-Mewah di e-Faktur oleh PKP Tertentu

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:30 WIB PERMENDAG 27/2024

Aturan Baru Berlaku! LNSW Ingatkan Pemilik Kargo soal Kewajiban PAB

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani: Kebijakan Harga Gas Bumi Kerek Setoran Pajak Perusahaan

Minggu, 26 Januari 2025 | 08:30 WIB PROVINSI LAMPUNG

Ribuan Kendaraan WP Badan Nunggak Pajak, Pemprov Gencarkan Penagihan

Minggu, 26 Januari 2025 | 08:00 WIB PMK 114/2024

DJBC Pertegas Aturan Teknik Sampling pada Audit Kepabeanan dan Cukai