FILIPINA

DPR Akhirnya Setujui Produk Digital Dikenai PPN 12%

Redaksi DDTCNews | Kamis, 23 September 2021 | 15:30 WIB
DPR Akhirnya Setujui Produk Digital Dikenai PPN 12%

Ilustrasi.

MANILA, DDTCNews – DPR Filipina akhirnya menyetujui proposal pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 12% atas produk-produk digital. Tujuan pemberlakuan PPN tersebut adalah untuk menghasilkan sumber pendanaan baru.

Anggota DPR Joey Salceda mengatakan perusahaan asing yang menjual layanan atau produk digital sudah seharusnya dikenakan PPN. Pengenaan PPN digital disetujui melalui pembacaan final House Bill 7425 yang mengubah bagian 105 dari National Internal Revenue Code (NIRC).

“Kami sekarang telah mengklarifikasi layanan digital dan barang dan jasa yang diperdagangkan melalui penyedia layanan digital pada umumnya harus dikenakan PPN. Ini hanya masalah akal sehat pajak," katanya dalam laman resmi pna.gov.ph, Kamis (23/9/2021).

Baca Juga:
Kementerian Keuangan Kini di Bawah Langsung Presiden Prabowo

Salceda menambahkan perusahaan batu bata dan mortir yang paling terpukul oleh pandemi saja tetap membayar PPN. Untuk itu, sudah sewajarnya e-commerce dengan skala yang besar tidak boleh dikecualikan dari pengenaan PPN.

Isi dari RUU House Bill 7425 menjelaskan mengenai pengenaan PPN layanan iklan online, layanan digital dengan imbalan biaya berlangganan reguler, dan penyediaan layanan elektronik lainnya yang disampaikan melalui jaringan internet.

Selanjutnya, layanan digital dalam RUU tersebut didefinisikan sebagai layanan yang dikirimkan atau berlangganan melalui internet atau jaringan elektronik lainnya, dan yang tidak dapat diperoleh tanpa menggunakan teknologi informasi.

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Objek PPN atas layanan digital ini juga termasuk lisensi atau perangkat lunak online, layanan surfing internet, penyediaan konten, aplikasi seluler, informasi digital, video game dan game online, webcast, dan webinar.

Tambahan informasi, tak semua pengusaha dikenakan PPN. Jika penjualan pengusaha di bawah PHP3juta atau sekitar Rp849juta selama 12 bulan terakhir sebelum pelaporan pajak maka pengusaha tersebut dibebaskan dari kewajiban memungut PPN. (vallen/rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 23 Oktober 2024 | 09:19 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Kementerian Keuangan Kini di Bawah Langsung Presiden Prabowo

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

BERITA PILIHAN
Rabu, 23 Oktober 2024 | 09:19 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Kementerian Keuangan Kini di Bawah Langsung Presiden Prabowo

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB