Ilustrasi. (foto: Kementerian ESDM)
JAKARTA, DDTCNews – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menyebut program hilirisasi batu bara sebagai sasaran utama pemerintah pada masa depan.
Arifin menyatakan pemerintah juga akan memberikan berbagai insentif untuk proyek hilirisasi batu bara tersebut. Dia berharap pemberian insentif bisa membantu sektor hilir agar lebih ekonomis dan kompetitif.
"Banyak insentif yang kita berikan supaya hilir [batu bara] ini bisa ekonomis dan kompetitif," katanya, dikutip pada Selasa (12/1/2021).
Sayangnya, Arifin belum memerinci jenis insentif yang tengah dipersiapkan untuk proyek hilirisasi batu bara tersebut.
Arifin menyebut salah satu proyek hilirisasi yang akan menerima insentif yakni gasifikasi batu bara kalori rendah menjadi dimethyl ether (DME). DME nantinya dapat digunakan untuk substitusi liquefied petroleum gas (LPG).
Jika proyek gasifikasi berjalan, dia berharap impor LPG dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri dapat ditekan. Pasalnya, tren impor LPG terus meningkat seiring dengan bertambahnya permintaan di Indonesia.
"Kalau bisa mensubstitusi LPG maka ini bisa mengamankan devisa cukup besar," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan para menterinya untuk mengebut hilirisasi hasil tambang batu bara dan mengubah kebiasaan ekspor Indonesia dari bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Dia memprioritaskan hilirisasi untuk program gasifikasi batu bara menjadi DME dan gasifikasi batu bara menjadi synthetic gas/gas sintesis (syngas).
Pemerintah melalui UU Cipta Kerja kini juga mengecualikan hasil pertambangan batu bara dari kelompok barang yang tidak dikenai pajak pertambahan nilai (PPN). Simak artikel ‘Penyerahan Batu Bara Terutang PPN, Berlaku Sejak Kapan? Ini Kata DJP’. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.