PERTUMBUHAN EKONOMI

Ditarget 5,3%, Pemerintah Ungkap Pendorong Pertumbuhan Ekonomi 2023

Dian Kurniati | Jumat, 09 Desember 2022 | 15:35 WIB
Ditarget 5,3%, Pemerintah Ungkap Pendorong Pertumbuhan Ekonomi 2023

Kendaraan melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (22/11/2022). Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 4,37 persen pada 2023. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah menyatakan terdapat beberapa faktor yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi 2023.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan prospek perekonomian nasional hingga akhir 2022 diyakini tetap memiliki resiliensi. Menurutnya, kinerja prospek ekonomi 2023 tetap menjanjikan meski dihadapkan pada berbagai risiko.

"Pemerintah selalu mewaspadai seluruh kondisi yang ada, terutama dalam menghadapi tantangan-tantangan perekonomian global ke depan," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (9/12/2022).

Baca Juga:
Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

Airlangga mengatakan sejalan dengan makin terkendalinya pandemi Covid-19, perekonomian nasional mampu mencatatkan kinerja solid dengan pertumbuhan 5,72% pada kuartal III/2022. Konsumsi rumah tangga sebagai penopang utama perekonomian juga telah mampu pulih sehingga mampu tumbuh 5,39%.

Dia menilai prospek positif tersebut diperkirakan masih akan terus berlanjut pada tahun depan. Pemerintah pun menargetkan pertumbuhan ekonomi 2023 sebesar 5,3%, sejalan dengan skenario sejumlah lembaga internasional yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar 4,7%-5,1%.

Airlangga memaparkan faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi 2023 mendatang. Faktor pendorong tersebut di antaranya, konsumsi rumah tangga yang relatif stabil dengan tingkat upah yang terus membaik, serta reformasi perlinsos yang akan membantu perlindungan daya beli masyarakat miskin dan miskin ekstrem.

Baca Juga:
Kejar Pendapatan, DPR Imbau Pemerintah Optimalkan Sektor Perkebunan

Faktor lainnya, alokasi belanja pemerintah sebelumnya untuk penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional akan beralih pada belanja dengan multiplier effect tinggi.

Di sisi lain, kinerja ekspor tercatat tetap solid dengan didukung harga komoditas yang masih tinggi serta ditopang oleh industri manufaktur yang masih ekspansif. Selain itu, investasi diproyeksi masih akan terus tumbuh walaupun belum optimal sejalan dengan berlanjutnya proyek pembangunan infrastruktur prioritas, proyek strategis nasional, IKN Nusantara, dan pengembangan industrialisasi.

Dia menyebut pemerintah juga melakukan penguatan sinergi kebijakan fiskal dan moneter untuk stabilitas ekonomi melalui koordinasi antara kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil secara kehati-hatian. Dalam hal ini, APBN akan tetap berperan sebagai shock absorber yang akan melindungi perekonomian dari berbagai risiko global berupa lonjakan inflasi, pengetatan likuiditas dan suku bunga di negara maju, serta gejolak geopolitik.

"Mencermati tingginya ketidakpastian perekonomian global tersebut, perekonomian nasional patut untuk memiliki kewaspadaan tinggi dan bersiap menghadapi stagflasi global," ujarnya. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 09:30 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

Senin, 21 Oktober 2024 | 18:33 WIB PENDAPATAN NEGARA

Kejar Pendapatan, DPR Imbau Pemerintah Optimalkan Sektor Perkebunan

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN