NIKARAGUA

Demo Pajak 75 Hari, 309 Warga Tewas

Redaksi DDTCNews | Kamis, 05 Juli 2018 | 10:45 WIB
Demo Pajak 75 Hari, 309 Warga Tewas

MANAGUA, DDTCNews – Warga Nikaragua Amerika Tengah melakukan protes setelah pemerintahan Presiden Daniel Ortega mengumumkan pemotongan uang pensiun seiring meningkatkan tarif pajak. Dikabarkan, 309 demonstran tewas, 1.500 orang luka-luka dan ratusan orang ditangkap atas aksi brutal.

The Nicaraguan Association for Human Rights (ANPDH) menuduh pemerintah secara sengaja menyerang demonstran dengan tindakan yang mematikan. Tuduhan ini berlandaskan adanya aksi militer yang membakar sejumlah toko untuk memusnahkan para demonstran.

Aksi protes yang berlangsung selama 75 hari sejak 19 April – 2 Juli 2018 itu terdiri dari serikat pekerja, pebisnis, mahasiswa, akademisi dan para pengamat, menganggap kebijakan yang diterbitkan pemerintah justru menindas warga Nikaragua.

Baca Juga:
Bongkar Kasus Perdagangan Ilegal Anak Anjing, HMRC Kantongi £5 Juta

Vice President for Programs at Washington Office on Latin America Latin Geoff Thale mengatakan pemerintah sempat beranggapan upaya membubarkan demonstran bisa berjalan lancar. Sayangnya para demonstran terutama mahasiswa justru melawan dengan keras.

“Demo itu bermula dari pemotongan pensiun dan kenaikan tarif pajak. Demonstran menganggap pendekatan maupun kebijakan selama satu dekade pemerintahan Daniel Ortega terlalu otoriter,” katanya seperti dilansir newsweek.com, Rabu (4/7).

Lebih lanjut Thale menegaskan pemerintah Nikaraguan bisa mengakhiri kekerasan secara cepat dengan memerintahkan pasukan keamanan. Namun Ortega belum berupaya untuk mengurangi kerusuhan tersebut, bahkan hingga saat ini.

Baca Juga:
Meghan Markle dan Anaknya Hadapi Dilema Pajak AS

Meskipun pemerintah Ortega secara terbuka ingin berdiskusi dengan demonstran mengenai masalah terkait, asosiasi HAM justru menilai upaya itu hanyalah topeng Ortega untuk melanjutkan penindasan kepada warganya pada masa mendatang.

Menurutnya demonstrasi tersebut telah menunjukkan rasa kekecewaan warga Nikaragua dan ingin Ortega mengundurkan diri dari jabatan Presiden sesegera mungkin.

Hal ini pun ditanggapi oleh Direktur Amnesty International America Erika Guevara Rosas menegaskan kepura-puraan Ortega untuk berdiskusi merupakan triknya dalam melakukan pemerintahan, seperti halnya yang terjadi selama akhir pekan belakangan ini.

“Setiap warga Nikaragua tidak harus terus menerus melihat warga lainnya mati akibat dari demonstrasi itu,” pungkas Erika. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Sabtu, 28 Desember 2024 | 09:30 WIB KILAS BALIK 2024

Mei 2024: Fitur e-Bupot Diperbarui, Insentif Perpajakan di IKN Dirilis

Sabtu, 28 Desember 2024 | 09:00 WIB LAPORAN TAHUNAN DJP 2023

DJP Sampaikan 491 Laporan Gratifikasi di 2023, Nilainya Rp691,8 Miliar

Sabtu, 28 Desember 2024 | 08:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

DJBC Kembangkan Aplikasi CEISALite, Hanya Aktif Jika Hal Ini Terjadi

Sabtu, 28 Desember 2024 | 07:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Login Aplikasi Coretax DJP

Jumat, 27 Desember 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

NIB Pelaku Usaha Bisa Berlaku Jadi ‘Kunci’ Akses Kepabeanan, Apa Itu?

Jumat, 27 Desember 2024 | 17:30 WIB KANWIL DJP JAKARTA SELATAN I

Tak Setor PPN Rp679 Juta, Direktur Perusahaan Dijemput Paksa

Jumat, 27 Desember 2024 | 17:00 WIB KILAS BALIK 2024

April 2024: WP Terpilih Ikut Uji Coba Coretax, Bonus Pegawai Kena TER