KEBIJAKAN FISKAL

Defisit APBN Turun tapi Rasio Terhadap PDB Naik, Kok Bisa?

Muhamad Wildan | Rabu, 18 Agustus 2021 | 12:02 WIB
Defisit APBN Turun tapi Rasio Terhadap PDB Naik, Kok Bisa?

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu memaparkan siasat pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Nominal defisit APBN 2021 diperkirakan menurun. Namun, rasionya terhadap PDB justru naik dari 5,7% menjadi 5,82%.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu mengatakan angka defisit tahun ini tidak akan melebihi asumsi yang tertuang pada UU APBN 2021 senilai Rp1.006,37 triliun. Kenaikan rasio defisit APBN terhadap PDB, ujarnya, disebabkan merosotnya pertumbuhan ekonomi.

"Kita antisipasi PDB nominal menurun dari asumsi di APBN yang mencapai 5%. Dengan adanya Covid-19 Delta maka kita revisi di tahun ini kemungkinan tidak akan mencapai 5%, tapi di antara 3,7% hingga 4,5%," ujar Febrio, Rabu (18/8/2021).

Baca Juga:
Angka PDB Nominal Dirilis, Ketahuan Tax Ratio RI 2024 Hanya 10,08%!

Turunnya nominal defisit anggaran, imbuh Febrio, membuat risiko pembiayaan yang dihadapi oleh pemerintah pun ikut menurun.

Menurutnya, ruang belanja yang besar karena pelebaran defisit anggaran akan dipakai untuk mengantisipasi dinamika perekonomian. Pemerintah juga akan memberikan perlindungan sosial kepada kelompok masyarakat 40% terbawah yang miskin dan rentan.

Perlu diketahui, pemerintah memiliki dua outlook atas APBN 2021. Outlook atas APBN 2021 dipublikasikan pertama kali pada Laporan Semester APBN 2021 dan untuk kedua kalinya disampaikan pada Nota Keuangan RAPBN 2022.

Baca Juga:
DPR Dukung Efisiensi Belanja Kementerian/Lembaga oleh Prabowo

Pada Laporan Semester APBN 2021, defisit anggaran diperkirakan akan mencapai Rp939,61 triliun atau 5,7% PDB. Pendapatan negara senilai Rp1.760,74 triliun dan belanja negara diestimasi senilai Rp2.700,39 triliun.

Pada Nota Keuangan RAPBN 2022, asumsi defisit anggaran kembali mengalami kenaikan. Defisit pada APBN 2021 diperkirakan mencapai Rp961,49 triliun atau 5,82% dari PDB. Pendapatan negara senilai Rp1.735,74 triliun dan belanja negara senilai Rp2.697,23 triliun. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 05 Februari 2025 | 12:07 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI 2024

Mobilitas Penduduk Meningkat, Konsumsi Rumah Tangga 2024 Tumbuh 4,94%

Rabu, 05 Februari 2025 | 11:25 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BPS Umumkan Ekonomi Indonesia 2024 Tumbuh 5,03 Persen

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan

BERITA PILIHAN
Rabu, 05 Februari 2025 | 19:30 WIB BEA CUKAI PURWOKERTO

DJBC Cegat Mobil Penumpang di Banyumas, Angkut 280.000 Rokok Ilegal

Rabu, 05 Februari 2025 | 19:00 WIB CORETAX SYSTEM

Bukti Potong Dibuat Pakai NPWP Sementara, Perhatikan Konsekuensinya

Rabu, 05 Februari 2025 | 18:30 WIB PMK 136/2024

Definisi Pajak Tercakup Menurut Ketentuan Pajak Minimum Global

Rabu, 05 Februari 2025 | 18:17 WIB KAMUS PAJAK

Apa Itu Pajak Minimum Global? (Update PMK 136/2024)

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pengecer Boleh Jualan Lagi, UMKM Dijamin Tetap Dapat Pasokan Elpiji

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Kendala NIK Tidak Valid di Coretax DJP, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Tunda Bea Masuk 25 Persen untuk Produk Asal Kanada dan Meksiko