KAMUS PAJAK

Definisi 'Tempat Penimbunan Sementara'

Redaksi DDTCNews | Jumat, 04 November 2016 | 17:01 WIB
Definisi 'Tempat Penimbunan Sementara'

PADA praktik kegiatan perdagangan lintas batas dapat dimungkinkan adanya barang impor dan/atau ekspor yang masih terutang pungutan atau belum terselesaikan kewajiban kepabeanannya, sehingga masih melekat hak negara.

Karena itu, atas barang impor dan/atau barang ekspor tersebut diletakkan pada Tempat Penimbunan Sementara (TPS) yang masih berada di bawah pengawasan DJBC.

Lantas apa yang dimaksud dengan TPS?

Baca Juga:
Apa Itu Simbara?

Terkait pengertian tentang TPS telah dijabarkan dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (UU Kepabeanan).

Dalam UU Kepabeanan tersebut, TPS diartikan sebagai bangunan dan/atau lapangan atau tempat lain yang disamakan dengan itu di kawasan pabean untuk menimbun barang, sementara menunggu pemuatan atau pengeluarannya.

Perlu diketahui terlebih dahulu, kawasan pabean dimaksud merupakan kawasan dengan batas-batas tertentu di Pelabuhan Laut, Bandar Udara, atau Tempat Lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang sepenuhnya di bawah pengawasan DJBC.

Baca Juga:
Apa Itu e-PHTB Notaris/PPAT?

Kemudian, dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor PMK 23/PMK.04/2015 tentang Kawasan Pabean dan Tempat Penimbunan Sementara (PMK 23/2015) dijelaskan bahwa kawasan pabean TPS dibagi menjadi 2 (dua):

  • Kawasan di Pelabuhan Laut, Bandar Udara, atau Tempat Lain yang digunakan untuk lalu lintas barang impor dan/atau barang ekspor;
  • Kawasan penunjang Pelabuhan Laut atau Bandar Udara yang akan dipergunakan untuk lalu lintas barang impor dan/atau barang ekspor. Misalnya JICT (Jakarta International Container Terminal), KOJA dan DP3 (Depo Petikemas di Bawah Pengawasan Pabean).

Adapun fungsi dari TPS tersebut dijelaskan lebih lanjut pada Pasal 10 PMK 23/2015, yang menyebutkan TPS digunakan untuk penimbunan atas (i) barang impor sementara menunggu pengeluarannya dari Kawasan Pabean; dan/atau (ii) barang ekspor sementara menunggu pemuatannya.

Pasal 12 PMK 23/2015 menjelaskan untuk memperoleh penetapan sebagai TPS, pengusaha terlebih dahulu mengajukan permohonan penetapan suatu bangunan dan/atau lapangan atau tempat lain yang disamakan dengan itu sebagai TPS kepada:

Baca Juga:
Update 2024: Apa Itu Kapasitas Fiskal Daerah?
  • Kepala Kantor Wilayah melalui Kepala Kantor Pabean; atau
  • Kepala Kantor Pelayanan Utama.

Permohonan tersebut paling kurang memuat data mengenai:

  • identitas penanggung jawab;
  • badan usaha;
  • lokasi tempat penimbunan; dan
  • ukuran luas dan/atau daya tampung (volume) serta batas-batas tempat penimbunan yang dimintakan penetapan sebagai TPS.

Selain itu, permohonan juga perlu dilampiri:

  • salinan akte pendirian perusahaan sebagai badan hukum;
  • surat izin usaha dari instansi terkait;
  • izin dari pemerintah daerah setempat;
  • bukti kepemilikan atas tempat penimbunan atau penguasaan atas tempat penimbunan paling singkat 2 (dua) tahun;
  • rekomendasi dari penyelenggara pelabuhan atau Bandar Udara, dalam hal tempat penimbunan berada di pelabuhan atau di Bandar Udara, kecuali terminal khusus;
  • bukti pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak;
  • gambar denah lokasi dan tata ruang yang meliputi tempat penimbunan barang impor, barang ekspor, barang asal Daerah Pabean yang diangkut ke tempat lain dalam Daerah Pabean melalui luar Daerah Pabean, tempat pemeriksaan fisik barang, ruang kerja Pejabat Bea dan Cukai, dan/atau tempat lain yang menunjang kegiatan pengelolaan TPS;
  • daftar peralatan dan fasilitas penunjang kegiatan usaha yang dimiliki dan surat pernyataan kesanggupan untuk menyediakan peralatan dan fasilitas yang memadai;
  • data mengenai profil perusahaan;
  • surat pernyataan yang ditandasahkan oleh notaris mengenai kesanggupan melunasi bea masuk dan/atau cukai, sanksi administrasi berupa denda, serta pajak dalam rangka impor, dalam hal terdapat kewajiban pelunasan oleh pengusaha TPS; dan
  • surat keterangan dari pengelola Kawasan Pabean tentang penggunaan bangunan dan/atau lapangan atau tempat lain yang disamakan dengan itu, dalam hal pengusaha tempat penimbunan bukan pengelola Kawasan Pabean.

Sesuai Pasal 16 PMK 23/2015, dikarenakan bersifat sementara waktu maka penimbunan barang impor dan barang ekspor di TPS ditetapkan jangka waktu sebagai berikut:

  • TPS yang ada di dalam area pelabuhan dibatasi paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penimbunan;
  • TPS yang berada diluar area pelabuhan (tempat lain yang disamakan) dibatasi paling lama 60 (enam puluh) hari sejak tanggal penimbunan.

Pasal 7 PMK 23/2015 mengatur barang selain barang impor dan/atau barang ekspor dilarang untuk dimasukkan dan/atau ditimbun di Kawasan Pabean namun terdapat pengecualian sebagai berikut:

  • tujuan pengangkutan selanjutnya; atau
  • kegiatan operasional dalam Kawasan Pabean.

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 21 Oktober 2024 | 17:30 WIB KAMUS PENERIMAAN NEGARA

Apa Itu Simbara?

Rabu, 16 Oktober 2024 | 18:30 WIB KAMUS PAJAK

Apa Itu e-PHTB Notaris/PPAT?

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:30 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Update 2024: Apa Itu Kapasitas Fiskal Daerah?

Selasa, 08 Oktober 2024 | 11:30 WIB KAMUS PAJAK

Apa Itu Program Business Development Services (BDS) dari DJP?

BERITA PILIHAN
Rabu, 23 Oktober 2024 | 16:30 WIB KEMENTERIAN KEUANGAN

Daftar Lengkap Menteri Keuangan dari Masa ke Masa, Apa Saja Jasanya?

Rabu, 23 Oktober 2024 | 16:00 WIB KABUPATEN MALUKU TENGAH

Pajak Hiburan 45%, Ini Daftar Tarif Pajak Terbaru di Maluku Tengah

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:53 WIB PROFESI KONSULTAN PAJAK

USKP Kembali Digelar Desember 2024! Khusus A Mengulang dan B-C Baru

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kabinet Gemuk Prabowo, RKAKL dan DIPA 2024-2025 Direstrukturisasasi

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:32 WIB SERTIFIKASI PROFESIONAL PAJAK

Profesional DDTC Bersertifikasi ADIT Transfer Pricing Bertambah

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:30 WIB CORETAX SYSTEM

Coretax DJP: Lapor SPT WP Badan Harus Pakai Akun Orang Pribadi

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:00 WIB KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu Klinik Ekspor?

Rabu, 23 Oktober 2024 | 14:10 WIB PELATIHAN PROFESI PAJAK INTERNASIONAL

Diakui CIOT, DDTC Academy Buka Lagi Kelas Persiapan ADIT

Rabu, 23 Oktober 2024 | 14:00 WIB KABUPATEN KEBUMEN

Pemda Bikin Samsat Khusus untuk Perbaiki Kepatuhan Pajak Warga Desa