JAKARTA, DDTCNews – Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2017 sudah disahkan menjadi undang-undang oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan APBN kali ini cenderung konservatif. Meski begitu, APBN 2017 dinilai lebih kredibel.
"Konservatif dan masuk akal, lebih kredibel daripada ambisius," ujarnya di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Kamis (27/10).
Darmin mengatakan kredibilitas APBN 2017 bisa terlihat dari target-target yang realistis untuk dicapai. Dengan begitu, kepercayaan kepada pemerintah akan tumbuh.
"Kalau enggak realistis, berarti enggak kredibel. Lalu apa saja yang akan dilakukan, itu akan tunjukkan optimismenya," kata Darmin.
Darmin menekankan konservatif tidaklah buruk, karena ini lebih melihat kondisi dan implementasi yang terjadi di lapangan. Sedangkan, jika dibuat ambisius justru mengacu pada target yang cukup tinggi namun besar kemungkinan pencapaiannya sulit.
Di dalam APBN 2017, sejumlah asumsi makro disetujui, yakni pertumbuhan ekonomi 5,1%, inflasi 4,0%, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp 13.300, dan tingkat suku bunga SPN tiga bulan 5,3%.
Sementara itu, harga minyak mentah Indonesia (ICP) dipatok US$45 per barrel, minyak bumi 815.000 barrel per hari, dan produksi gas bumi 1,15 juta setara minyak per hari.
Dari sisi fiskal, target pendapatan negara dalam APBN 2017 Rp 1.750 triliun, terdiri dari penerimaan dalam negeri Rp 1.748 triliun dan penerimaan hibah Rp 1,3 triliun.
Adapun anggaran belanja negara mencapai Rp2.080 triliun, terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp1.315 triliun dan transfer daerah Rp705 triliun, serta dana desa Rp60 triliun.
Dengan begitu, maka defisit APBN 2017 mencapai Rp330 triliun, atau 2,41% terhadap PDB. (Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.