JERMAN

Cukai Plastik Berlaku Januari 2021, Industri Daur Ulang Bakal Terpacu

Redaksi DDTCNews | Kamis, 23 Juli 2020 | 11:02 WIB
Cukai Plastik Berlaku Januari 2021, Industri Daur Ulang Bakal Terpacu

Ilustrasi bendera Uni Eropa. (foto: europe.eu)

BERLIN, DDTCNews—Serikat pekerja dan kelompok lingkungan hidup menyambut baik rencana pemungutan cukai yang digagas Uni Eropa untuk produk plastik yang tidak bisa didaur ulang.

Lembaga nonprofit untuk perlindungan konsumen dan lingkungan, Deutsche Umwelthilfe (DUH) menyatakan rencana pungutan cukai produk plastik merupakan langkah maju dari Uni Eropa untuk menekan jumlah sampah plastik.

"Satu-satunya yang disayangkan adalah besaran pungutan yang belum terlalu berani. Tarif cukai sebesar €0,8 (setara dengan Rp13.500) per kg masih terlampau rendah," kata Manajer DUH Jurgen Resch dikutip Kamis (23/7/2020).

Baca Juga:
Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

Resch berharap Uni Eropa bisa menaikkan tarif cukai ke depannya. Dia menilai tarif cukai yang tinggi untuk produk dengan eksternalitas negatif bisa menjadi cara paling ampuh untuk mengakhiri produksi sampah plastik.

Selain itu, pungutan cukai plastik disarankan untuk diperluas tidak hanya saat dikonsumsi oleh masyarakat. Menurutnya, pengenaan pajak plastik pada tingkat industri akan jauh lebih efektif.

"Parlemen Eropa dan Kanselir Merkel juga harus memastikan penerimaan dari kebijakan ini digunakan guna menekan limbah plastik. Selain itu, DUH juga menyarankan perlu adanya kuota minimum untuk penggunaan plastik daur ulang," ujar Resch.

Baca Juga:
Ramai Lapor ke Otoritas, WP di Negara Ini Muak dengan Tax Evasion

Sementara itu, Federasi Serikat Buruh Austria (OGB) mendukung kebijakan cukai produk plastik tidak ramah lingkungan. Kebijakan yang mulai berlaku pada 1 Januari 2021 ini akan turut menumbuhkan industri daur ulang di kawasan Uni Eropa.

"Proses mendaur ulang sumber daya akan menjadi perhatian di masa depan. Ini merupakan kabar baik dengan adanya pajak plastik sekali pakai, pajak emisi karbon dan pajak digital," jelas Presiden OGB Wolfgang Katzian dilansir Waste Today Magazine. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN