Ika Hapsari selaku Juara II Lomba Menulis DDTCNews 2021, tengah melayani wajib pajak.
JAKARTA, DDTCNews – Kemajuan teknologi informasi telah mendisrupsi berbagai hal, termasuk dunia kerja. Belakangan ini, fenomena gig economy seperti mendapatkan penghasilan dengan jumlah besar tanpa harus keluar rumah, makin berkembang.
Ika Hapsari mencoba mengulas fenomena tersebut dalam konteks perpajakan lewat artikel berjudul 5 Strategi Menjaring Potensi Pajak Gig Economy. Artikel ini juga meraih juara kedua dalam lomba menulis yang menjadi bagian dari rangkaian acara peringatan HUT ke-14 DDTC.
Perempuan asal Semarang ini mengaku awalnya kurang percaya diri untuk menulis artikel. Apalagi, ia juga sempat gagal pada lomba sebelumnya yang digelar DDTCNews. Selain itu, ia juga belum terlalu paham mengenai gig economy.
“Hal ini memantik saya untuk mencari tahu lebih jauh. Ternyata, fenomena ini digeluti milenial dan generasi Z. Mereka mampu mencetak uang di usia muda dan saat kondisi krisis. Bisa jadi, mereka ini belum tertangkap oleh radar otoritas pajak,” katanya.
Di lain pihak, lanjut Ika, otoritas pajak tengah menaruh perhatian dari sektor gig economy tersebut seiring dengan dilakukannya reformasi pajak. Walhasil, ia memutuskan untuk memberikan masukan dalam bentuk artikel.
Menurutnya, tak semua sektor usaha mengalami kerugian akibat pandemi Covid-19. Beberapa sektor usaha, terutama di area gig cconomy, justru meraup untung. Harapannya, sektor tersebut bisa digali maksimal sehingga menjadi sumber penerimaan pajak baru.
Selain soal gig economy, Ika juga memberikan pandangan mengenai sistem pajak Indonesia saat ini. Menurutnya, kemajuan teknologi digital dan ekonomi saat ini menuntut pemerintah atau otoritas pajak untuk dapat beradaptasi.
Dia berharap pemungutan pajak dapat lebih adil dan merata. Tentu, kerja sama yang baik antara wajib pajak dan otoritas pajak menjadi kunci dalam menciptakan sistem perpajakan yang kredibel dan akuntabel, serta mendukung APBN yang sehat.
Terkait dengan penguatan edukasi pajak, Ika yang juga berprofesi sebagai aparatur sipil negara (ASN) di Ditjen Pajak ini menilai pengenalan pajak dan manfaatnya secara dini kepada generasi muda atau pelajar sangatlah penting.
Menurutnya, pelajar dapat menjadi agen perubahan yang menyuarakan soal pajak di lingkungannya masing-masing. Harapannya, ketika menjadi wajib pajak, pelajar sudah memahami hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan.
Tak ketinggalan, Ika juga memberikan pandangannya terkait dengan penyelenggaraan lomba menulis yang diadakan DDTCNews. Baginya, lomba menulis artikel pajak DDTCNews memiliki reputasi yang sangat baik dan sangat prestisius.
“Terbukti, lomba yang diadakan secara rutin setiap tahun ini selalu banjir peminat. Saya berharap lomba ini terus diadakan secara rutin untuk memberikan ruang kreasi bagi penulis artikel pajak dan memperluas khasanah perpajakan terkini,” tuturnya.
Sebagai juara kedua, Ika berhak mendapatkan hadiah uang tunai Rp8 juta. Dia juga mendapatkan buku dan komik pajak DDTC senilai Rp350.000,00. Untuk melihat para pemenang lomba menulis artikel pajak DDTCNews 2021, silakan cek di sini. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.