LAPORAN KEUANGAN

Cara Klasifikasi Beban dalam Laporan Laba Rugi Berdasarkan PSAK 201

Redaksi DDTCNews | Senin, 25 November 2024 | 15:30 WIB
Cara Klasifikasi Beban dalam Laporan Laba Rugi Berdasarkan PSAK 201

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan yang disajikan berupa pendapatan dan beban yang terjadi, serta laba atau rugi selama periode tersebut.

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 201, terdapat 2 cara menyajikan beban dalam laporan laba rugi, yaitu berdasarkan sifat atau fungsinya.

“Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yang dapat menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan,” bunyi PSAK 201 paragraf 99, dikutip pada Senin (25/11/2024).

Baca Juga:
Seluruh K/L Diminta Usulkan Revisi Belanja Paling Lambat 14 Februari

Berdasarkan PSAK 201 Paragraf 102, penyajian dengan metode sifat ialah metode di mana entitas menggabungkan beban laba rugi berdasarkan sifatnya.

Contohnya antara lain depresiasi, pembelian bahan baku, biaya transportasi, imbalan kerja, dan biaya iklan. Entitas tidak merealokasikan beban tersebut ke berbagai fungsi dalam entitas.

Sementara itu, apabila metode fungsi yang digunakan maka beban akan dikelompokkan dan disajikan sebagai bagian dari biaya penjualan. Misal, biaya distribusi atau biaya administratif. Sekurang-kurangnya, entitas mengungkapkan biaya penjualannya berdasarkan metode ini secara tersendiri dari beban lain.

Baca Juga:
Hal-Hal yang Bakal Diteliti saat WP Ajukan Pengembalian Pendahuluan

Dengan menggunakan metode fungsi maka informasi beban yang disediakan untuk pengguna laporan keuangan akan lebih relevan dibandingkan dengan metode klasifikasi beban berdasarkan sifat.

Meski begitu, pengalokasian biaya dalam metode fungsi beban membutuhkan pengalokasian secara arbiter dan pertimbangan yang matang (PSAK 201 Paragraf 103).

Jika memilih antara metode sifat beban atau fungsi beban, PSAK 201 Paragraf 105 mensyaratkan manajemen untuk memilih penyajian yang andal dan lebih relevan sesuai dengan jenis dan sifat entitas masing-masing.

Baca Juga:
Keberatan soal Ketetapan PBB Ditolak, Pemohon Tak Dikenai Sanksi Denda

Mengingat informasi sifat beban bermanfaat dalam memprediksi arus kas masa depan maka entitas yang mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsi mengungkapkan informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban depresiasi, amortisasi, dan beban imbalan kerja.

Berikut merupakan perbandingan penyajian klasifikasi beban dalam laporan laba rugi:

(Syallom Aprinta Cahya Prasdani/rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Jumat, 31 Januari 2025 | 08:30 WIB KOTA MEDAN

Kini Ada Opsen, Medan Mulai Aktif Tagih Pajak Kendaraan Bermotor

Kamis, 30 Januari 2025 | 18:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan Pembebasan PBB-P2 bagi Pensiunan PNS di DKI Jakarta

Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 16:00 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Dedi Mulyadi Ingin Pakai 100% Pajak Kendaraan untuk Pembangunan Jalan

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Istri Pilih ‘Hanya Registrasi’ di Coretax, Perlu Lapor SPT Sendiri?

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Kamis, 30 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Ketentuan Terbaru Soal Penghapusan Piutang Pajak, Dowload di Sini!

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:55 WIB PENG-1/PJ/2025

DJP Perbarui Daftar Negara Tujuan Pertukaran Data Keuangan Otomatis

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Sri Mulyani Harap Makan Bergizi Gratis Beri Dampak Besar ke Ekonomi