Akses DDTC News lebih mudah karena semua informasi pajak sekarang ada dalam genggaman Anda.
Akses DDTC News lebih mudah karena semua informasi pajak sekarang ada dalam genggaman Anda.
With less than a month to go before the European Union enacts new consumer privacy laws for its citizens, companies around the world are updating their terms of service agreements to comply.
The European Union’s General Data Protection Regulation (G.D.P.R.) goes into effect on May 25 and is meant to ensure a common set of data rights in the European Union. It requires organizations to notify users as soon as possible of high-risk data breaches that could personally affect them.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (Foto: DDTCNews)
JAKARTA, DDTCNews – Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa akhir September 2016 mencapai US$115,7 miliar atau Rp1.502 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Agustus 2016 yang hanya sebesar US$113,5 atau Rp1.473 triliun.
Direktur Departemen Komunikasi BI Arbonas Hutabarat dalam keterangan resminya mengatakan peningkatan cadangan devisa dipengaruhi penerimaan yang melebihi kebutuhan devisa untuk membayar utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo.
“Penerimaan itu (yang melebih kebutuhan) antara lain berasal dari penerimaan pajak dan devisa migas, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah dan hasil lelang Surat Berharga BI (SBBI) valas,” ujarnya baru-baru ini.
Arbonas menyatakan cadangan devisa per akhir September itu cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
“Cadangan itu juga di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” tambahnya.
Sementara BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Sebagai informasi BI memprediksikan cadangan devisa sampai dengan akhir 2016 akan melebihi target hingga mencapai US$114,9 miliar atau Rp1.491 triliun.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan perkiraan itu didasarkan atas capital inflow yang kembali ke emerging country akibat kondisi ekonomi yang masih lemah. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.