KURS RUPIAH

BI Sebut Tren Penguatan Rupiah Masih Positif Buat Ekonomi Indonesia

Redaksi DDTCNews | Senin, 27 Januari 2020 | 19:30 WIB
BI Sebut Tren Penguatan Rupiah Masih Positif Buat Ekonomi Indonesia

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

JAKARTA, DDTCNews—Bank Indonesia menilai tren penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sejak awal tahun ini dari 13.895 per dolar AS menjadi Rp13.612 per dolar AS atau naik 2 persen masih berdampak positif bagi perekonomian Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan BI terus memantau perkembangan rupiah. Apabila tren penguatan rupiah memberikan efek kontraproduktif bagi ekonomi, BI siap melakukan intervensi.

"Namun, penguatan rupiah sejauh masih berdampak positif dalam berbagai aspek," katanya di Kompleks Parlemen, Senin (27/1/2020).

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Perry menambahkan tren penguatan rupiah saat ini memberikan dampak kepada penerimaan negara. Devisa ekspor dari produk komoditas menurutnya masih terpantau baik. Efek rupiah juga berdampak positif bagi industri manufaktur.

"Untuk manufaktur justru akan meningkat karena biaya produksi lebih rendah dan kompetitif. Oleh karena itu, ekspor elektronik, garmen, dan komoditas mesin meningkat," tuturnya.

Tidak bisa dimungkiri, penguatan rupiah juga menjadi angin segar bagi importir. Otoritas moneter menilai kenaikan impor tidak menjadi persoalan asalkan barang yang diimpor untuk diolah lebih lanjut untuk pasar internasional.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

"Untuk komoditas yang kandungan impornya tinggi itu akan dorong produksi di dalam negeri dan juga mendorong investasi," paparnya.

Berdasarkan kurs referensi JISDOR per 27 Januari 2020, kurs rupiah mencapai Rp13.612 per dolar AS. Angka itu menjauhi asumsi makro kurs rupiah dalam APBN 2020 yang dipatok sebesar Rp14.400 per dolar AS. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN