CENTRAL BANK DIGITAL CURRENCY

Bersiap, BI Terbitkan White Paper 'Digital Rupiah' Akhir Tahun Ini

Muhamad Wildan | Selasa, 12 Juli 2022 | 11:15 WIB
Bersiap, BI Terbitkan White Paper 'Digital Rupiah' Akhir Tahun Ini

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia (BI) mengaku terus melakukan pendalaman atas central bank digital currency atau CBDC.

Rencananya, BI akan mengeluarkan white paper pengembangan CBDC yakni 'Digital Rupiah' pada akhir tahun ini.

"Berbagai bank sentral berhati-hati dan terus mempelajari kemungkinan dampak dari CBDC tersebut, termasuk Indonesia," tulis BI dalam keterangan resminya, Selasa (12/7/2022).

Baca Juga:
Pengalihan Pengawasan Kripto dari Kemendag ke OJK Sisakan Tantangan

Eksplorasi penerbitan CBDC didasari oleh setidaknya 6 tujuan, yakni untuk menyediakan alat pembayaran digital yang bebas risiko menggunakan central bank money, memitigasi risiko non-sovereign digital currency, dan memperluas efisiensi dan ketahapan sistem pembayaran.

Selanjutnya, kajian terhadap penerbitan CBDC juga diperlukan untuk mempercepat inklusi keuangan, menyediakan instrumen kebijakan moneter baru, dan memfasilitasi distribusi subsidi fiskal.

Sebelum menerbitkan CBDC, terdapat 3 prasyarat yang harus dipenuhi oleh suatu negara. Pertama, desain CBDC tidak boleh mengganggu stabilitas moneter dan sistem keuangan.

Baca Juga:
BI Buka Ruang untuk Kembali Turunkan Suku Bunga

Kedua, desain CBDC harus integrated, interconnected, dan interoperable dengan sistem pembayaran. Terakhir, tahap eksperimen atas teknologi CBDC perlu dilakukan guna memahami bagaimana CBDC nantinya diimplementasikan.

Saat ini, sudah banyak negara yang sedang mengeksplorasi penerbitan CBDC sesuai dengan karakteristik di negaranya masing-masing.

BI memandang cryptocurrency memiliki potensi untuk mengembangkan inklusi dan efisiensi sistem keuangan. Meski demikian, cryptocurrency juga menimbulkan risiko baru bagi stabilitas ekonomi, moneter, dan keuangan.

Oleh karena itu, diperlukan kerangka regulasi guna mengatasi risiko-risiko baru yang berpotensi muncul akibat cryptocurrency. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 28 Januari 2025 | 08:30 WIB KEBIJAKAN MONETER

BI Buka Ruang untuk Kembali Turunkan Suku Bunga

Rabu, 15 Januari 2025 | 16:25 WIB KEBIJAKAN MONETER

Inflasi Diekspektasikan Rendah, BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 5,75%

Senin, 13 Januari 2025 | 18:30 WIB ASET KRIPTO

Langkah Lanjutan Setelah Pengawasan Aset Kripto Berpindah ke OJK

BERITA PILIHAN
Senin, 03 Februari 2025 | 10:43 WIB KMK 2/KM.10/2025

Simak di Sini! Tarif Bunga Sanksi Administrasi Pajak Februari 2025

Senin, 03 Februari 2025 | 09:30 WIB TARIF BEA KELUAR CPO

Harga Referensi Melemah, Tarif Bea Keluar CPO Bulan Ini US$124 per MT

Senin, 03 Februari 2025 | 08:55 WIB BERITA PAJAK HARI INI

PIC Coretax Jangan Bingung! DJP Beri Panduan, Bahas Soal Role Akses

Senin, 03 Februari 2025 | 08:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Presiden Trump Siapkan Tarif Bea Masuk untuk Impor dari Uni Eropa

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30 WIB PMK 119/2024

Bertambah! Aspek Penelitian Restitusi Dipercepat WP Kriteria Tertentu

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:30 WIB KEPALA BPPK ANDIN HADIYANTO

‘Tak Hanya Unggul Teknis, SDM Kemenkeu Juga Perlu Berintegritas’