PEREKONOMIAN INDONESIA

Begini Respons Kemenkeu Setelah BPS Rilis Data PDB Kuartal I/2021

Dian Kurniati | Rabu, 05 Mei 2021 | 15:54 WIB
Begini Respons Kemenkeu Setelah BPS Rilis Data PDB Kuartal I/2021

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu. (tangkapan layar Youtube)

JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai meskipun masih minus 0,74%, performa pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2021 tetap menunjukkan adanya pemulihan yang solid dari tekanan pandemi Covid-19.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan pemulihan ekonomi telah terjadi secara konsisten sejak kontraksi pertama terjadi pada kuartal II/2020. Menurutnya, pemulihan itu terjadi karena upaya penanganan pandemi berjalan beriringan dengan program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

“Angka penambahan kasus positif Covid-19 harus dijaga terus menurun dan pelaksanaan program PEN terus diperkuat dan semakin terarah untuk mendukung dunia usaha dalam menciptakan lapangan pekerjaan," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (5/5/2021).

Baca Juga:
Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

Febrio mengatakan pemerintah tetap akan mewaspadai pergerakan kasus Covid-19 karena pandemi belum berakhir. Menurutnya, upaya pembukaan aktivitas ekonomi perlu dilaksanakan secara lebih hati-hati dengan disiplin terhadap protokol kesehatan.

Febrio menegaskan pemerintah secara konsisten juga terus memperkuat langkah pemulihan ekonomi melalui faktor yang menjadi game changer, yakni penanganan pandemi, dukungan terhadap sektor riil, serta kebijakan reformasi struktural.

Saat ini, pemerintah tengah berupaya menyelesaikan program vaksinasi gratis bagi sekitar 181,5 juta orang untuk mencapai kekebalan komunal atau herd immunity pada awal 2022. Selain itu, upaya penguatan dan penegakan disiplin protokol kesehatan kepada masyarakat juga terus berjalan.

Baca Juga:
Surplus Perdagangan Berlanjut, Sinyal Positif Ekonomi Kuartal III/2024

Dari sisi ekonomi, Febrio menyebut penyerapan dana PEN masih akan terus digenjot. Hingga 30 April 2021, realisasi dana PEN telah mencapai Rp155,63 triliun atau 22,3% dari pagu Rp699,43 triliun.

"Ke depan, penyaluran PEN akan terus dipercepat guna mendorong kinerja perekonomian kembali ke zona positif," ujarnya.

Dia menambahkan kebijakan reformasi struktural yang telah dimulai dengan implementasi UU Cipta Kerja dan pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) juga terus dioptimalkan agar mempercepat pembukaan lapangan kerja berkualitas, pemberdayaan UMKM, serta reformasi birokrasi untuk kemudahan berusaha.

Baca Juga:
Kumpulkan Jajarannya, Sri Mulyani Bahas Isu Strategis Termasuk Coretax

Pemerintah optimistis kinerja pertumbuhan ekonomi akan kembali pada zona pertumbuhan positif mulai kuartal II/2021. Optimisme itu ditopang oleh 2 faktor. Pertama, proses pemulihan dan normalisasi ekonomi yang terus berlangsung. Kedua, faktor technical rebound akibat baseline yang relatif rendah saat awal masa pandemi.

Secara keseluruhan tahun, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada rentang 4,5%–5,3%. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

05 Mei 2021 | 20:07 WIB

PEN yg mandeg perlu di evaluasi... lagi.. dimn yg keliru dong... apa kiranya bisa di alihkan ke dana penyehatan UMKM..(kelompok SME) ... krn jelas mrk menyerap TK sngat tinggi. sblm Covid equevalen => 93% ... . tentu ada kepastian ekonomi akan lebih optimis tumbuh... Jgn sampai talangan untuk para kelompok atas saja...yg produknya masih belum terbeli .. krn melorot daya belinya ... Katakan saja bhw dana PEN yg digunakan oleh kelompoke ekonomi atas = > 65% maka tentu asumsi konsepnya dlm kebijakan segera banting setir.. harus dirubah... sedikitnya ada bagian yg terukur u penyehatan SME..

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

Rabu, 16 Oktober 2024 | 10:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Surplus Perdagangan Berlanjut, Sinyal Positif Ekonomi Kuartal III/2024

Selasa, 15 Oktober 2024 | 12:07 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BPS: Neraca Perdagangan Surplus US$3,26 Miliar pada September 2024

Senin, 14 Oktober 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kumpulkan Jajarannya, Sri Mulyani Bahas Isu Strategis Termasuk Coretax

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN