Suasana kunjungan. (foto: DJBC)
JAKARTA, DDTCNews – Duta Besar dan Atase Bea Cukai Amerika Serikat menyambangi Kantor Pusat Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) Indonesia pada Kamis (21/2/2019).
Berdasarkan informasi dari laman resmi DJBC, Atase Bea Cukai Amerika Serikat Donald Anderson menawarkan kerja sama pertukaran data manifes elektronik yang bermanfaat untuk menghasilkan analisis terkait kargo berisiko tinggi yang lebih cepat dan akurat.
“Dan berharap dapat juga diberikan kesempatan untuk melakukan field visit guna melihat implementasi PNR-GOV [passenger name record for government] Indonesia,” demikian keterangan dari DJBC, seperti dikutip pada Jumat (22/2/2019).
Ada pembahasan terkait program authorized economic operator (AEO), cargo information/data sharing dalam manajemen risiko, kerja sama dan asistensi untuk targeting/manajemen risiko, serta upaya peningkatan kapasitas petugas dalam pengawasan perbatasan dan kepabeanan.
Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi mengungkapkan untuk meningkatkan pengawasan perbatasan dan kepabeanan diperlukan adanya keterbukaan untuk saling bertukar data dari kedua negara tersebut. Program pertukaran data untuk pengawasan dinilai efektif.
Terkait dengan perbatasan, Bea Cukai Atambua kembali membuat terobosan dalam pelayanan dan pengawasan melalui aplikasil lintas warga antar negara (Silawan). Aplikasi ini dapat diakses di laman http://bcatambua.beacukai.go.id/SILAWAN.
Kepala Kantor Bea Cukai Atambua Tribuana Wetangtengah mengatakan aplikasi ini dibangun karena kesadaran pentingnya Kartu Identitas Lintas Batas (KILB) bagi masyarakat yang melintasi perbatasan Indonesia dan Timor Leste.
Dengan memiliki KILB, sambungnya, masyarakat akan mendapat fasilitas berupa pembebasan bea masuk senilai US$50 per orang/hari dan bisa membawa barang untui tujuan adat maupun tradisional sesuai dengan ketentuan perjanjian antara Indonesia dan Timor Leste. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.