ITALIA

Aturan Sedang Digodok, Insentif Pajak Bakal Diperpanjang Hingga 2022

Redaksi DDTCNews | Selasa, 04 Mei 2021 | 17:00 WIB
Aturan Sedang Digodok, Insentif Pajak Bakal Diperpanjang Hingga 2022

Ilustrasi.

ROMA, DDTCNews – Pemerintah Italia tengah mempertimbangkan opsi memperpanjang kebijakan insentif pajak untuk sektor perbankan sampai dengan tahun fiskal 2022.

Saat ini, pemerintah tengah menggodok rancangan undang-undang perpanjangan insentif pajak sektor perbankan sampai dengan pertengahan 2022. Sebelumnya, skema insentif pajak hanya berlaku sampai Desember 2021.

"Para menteri akan membahas keputusan tersebut [perpanjangan insentif pajak sektor perbankan] pada rapat kabinet Jumat pekan ini," tulis pemerintah dalam keterangan resmi, Selasa (4/5/2021).

Baca Juga:
Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Berdasarkan draf RUU perpanjangan insentif pajak perbankan yang beredar di publik, tujuan utama dari RUU tersebut adalah untuk mengatasi masalah kredit macet yang dialami bank selama masa pandemi Covid-19.

Nanti, RUU tersebut memperkenalkan kembali skema insentif pembayaran PPh badan secara bulanan bagi bank yang mengalami peningkatan kredit macet nasabah.

Pemerintah juga mempertimbangkan pemberian opsi penjaminan atas utang perusahaan di perbankan yang terdaftar di Italia. Mekanisme penjaminan utang itu hanya sebatas pembayaran bunga kredit oleh pemerintah mulai Juni 2021, sedangkan pokok utang tetap menjadi tanggung jawab pengusaha.

Baca Juga:
Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Perpanjangan insentif pajak perbankan juga diharapkan makin memuluskan proses merger bank di Italia. Hal ini dikarenakan pemerintah memberikan diskon pajak bagi bank yang bersedia merger pada masa pandemi Covid-19.

Salah satu merger bank yang menjadi perhatian otoritas adalah akuisisi UniCredit Group terhadap bank milik pemerintah Monte dei Paschi (MPS). Negosiasi tersebut sempat mengalami jalan buntu saat terjadi perubahan posisi CEO UniCredit pada Maret 2021.

"Perubahan yang diusulkan untuk memperpanjang jangka waktu bagi kemungkinan merger dan memberikan bank ruang insentif yang lebih besar untuk menggabungkan usaha," sebut pemerintah seperti dilansir kitco.com.

Kalkulasi pemerintah dengan periode insentif pajak yang diperpanjang akan membuat belanja perpajakan bertambah sekitar €1 miliar. Kredit macet yang terjadi pada tahun lalu juga diharapkan mulai berkurang pada 2022. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Minggu, 26 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Sabtu, 25 Januari 2025 | 14:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sebanyak 41.150 Unit Rumah Nikmati Insentif PPN DTP pada 2024

BERITA PILIHAN
Senin, 27 Januari 2025 | 11:30 WIB PERDAGANGAN BERJANGKA

Nilai Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi 2024 Naik 29,3 Persen

Senin, 27 Januari 2025 | 10:00 WIB PMK 119/2024

Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

Senin, 27 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Siap-Siap SBN Ritel Perdana 2025! Besok Dirilis ORI027T3 dan ORI027T6

Senin, 27 Januari 2025 | 08:43 WIB LAYANAN PAJAK

Butuh Layanan Pajak? Kantor Pajak Baru Buka Lagi 30 Januari 2025

Senin, 27 Januari 2025 | 08:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

Senin, 27 Januari 2025 | 08:00 WIB KOTA PALANGKA RAYA

Bayar Pajak Sudah Serba Online, Kepatuhan WP Ditarget Membaik

Minggu, 26 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Soal DPP Nilai Lain atas Jasa Penyediaan Tenaga Kerja, Ini Kata DJP

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:30 WIB PERDAGANGAN KARBON

Luncurkan Perdagangan Karbon Internasional di IDXCarbon, Ini Kata BEI