AMERIKA SERIKAT

Antisipasi Efek Corona, Pajak Gaji Karyawan Bakal Dipangkas

Nora Galuh Candra Asmarani | Selasa, 10 Maret 2020 | 11:00 WIB
Antisipasi Efek Corona, Pajak Gaji Karyawan Bakal Dipangkas

Ilustrasi.

WASHINGTON, DDTCNews—Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mulai mengkaji opsi pemberian keringanan pajak penghasilan Wajib Pajak orang pribadi karyawan bersama Senat dan Parlemen pada pekan ini.

Trump mengatakan keringanan atau pemangkasan pajak gaji (payroll tax) tersebut sebagai bagian upaya pemerintah AS menghadapi efek virus Corona. Tak hanya itu, pemerintah AS juga akan bantuan terhadap pekerja paruh waktu dan industri.

“Kami akan bertemu dengan anggota DPR dari Partai Republik, anggota Senat AS Mitch McConnell untuk membahas kemungkinan pemangkasan pajak gaji atau keringanan, serta bantuan substansial lainya,” kata Trump di Washington, Senin (9/3/2020).

Baca Juga:
Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Trump belum menjelaskan secara detail perihal bantuan pekerja paruh waktu. Yang pasti, bantuan itu diperuntukkan agar mereka tidak kehilangan penghasilan, di mana saat ini mereka terpaksa lebih banyak berdiam diri di rumah karena isu Corona.

Selain pekerja paruh waktu, Trump juga menggodok pemberian insentif untuk industri maskapai penerbangan dan pelayaran. Menurutnya, maskapai seperti United Airlines dan American Airlines memiliki peran sentral dalam perekonomian AS.

Begitu juga dengan industri pelayaran juga sangat terpukul karena virus corona. Apalagi, pemerintah juga telah mengeluarkan peringatan kepada masyarakat maupun pelancong untuk tidak bepergian untuk sementara waktu ini.

Baca Juga:
Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

“Kami akan menjaga masyarakat dan ekonomi AS. Kami akan langsung terjun ke lapangan untuk memastikan itu, dan kami akan memastikan dapat ditangani dengan sangat baik,” ujar Trump dilansir dari CNBC.

Untuk diketahui, insentif pajak yang tengah digodok Trump merupakan bagian dari paket stimulus ekonomi senilai US$8,3 miliar atau setara dengan Rp119,3 triliun. Paket stimulus ini juga ditujukan untuk penelitian atas vaksin dan penanganan wabah Corona.

Meski begitu, sejumlah ekonomi mempertanyakan keefektifan insentif pajak Trump dalam mengantisipasi efek Corona. Para ekonom menilai keringanan pajak itu tidak lantas akan membuat belanja pekerja lebih banyak karena mereka akan lebih banyak berdiam diri di rumah untuk menghindari penyebaran virus Corona. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Minggu, 26 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Sabtu, 25 Januari 2025 | 14:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sebanyak 41.150 Unit Rumah Nikmati Insentif PPN DTP pada 2024

BERITA PILIHAN
Senin, 27 Januari 2025 | 11:30 WIB PERDAGANGAN BERJANGKA

Nilai Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi 2024 Naik 29,3 Persen

Senin, 27 Januari 2025 | 10:00 WIB PMK 119/2024

Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

Senin, 27 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Siap-Siap SBN Ritel Perdana 2025! Besok Dirilis ORI027T3 dan ORI027T6

Senin, 27 Januari 2025 | 08:43 WIB LAYANAN PAJAK

Butuh Layanan Pajak? Kantor Pajak Baru Buka Lagi 30 Januari 2025

Senin, 27 Januari 2025 | 08:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

Senin, 27 Januari 2025 | 08:00 WIB KOTA PALANGKA RAYA

Bayar Pajak Sudah Serba Online, Kepatuhan WP Ditarget Membaik

Minggu, 26 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Soal DPP Nilai Lain atas Jasa Penyediaan Tenaga Kerja, Ini Kata DJP

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:30 WIB PERDAGANGAN KARBON

Luncurkan Perdagangan Karbon Internasional di IDXCarbon, Ini Kata BEI