ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan Izin Pembukaan Kantor Cabang Koperasi, Status KSWP Harus Valid

Redaksi DDTCNews | Kamis, 02 Mei 2024 | 16:00 WIB
Ajukan Izin Pembukaan Kantor Cabang Koperasi, Status KSWP Harus Valid

Ilustrasi. (freepik)

JAKARTA, DDTCNews - Pengurus koperasi yang ingin mengajukan izin pembukaan kantor cabang koperasi melalui Kementerian Koperasi dan UKM memerlukan konfirmasi status wajib pajak (KSWP) valid.

Berbekal KSWP valid, pengurus koperasi bisa memperoleh layanan perizinan dari Kemenkop-UKM. Jika KSWP tidak valid, wajib pajak perlu menyampaikan permohonan konfirmasi status ke KPP terdaftar.

"Kemenkop-UKM melaksanakan KSWP untuk memperoleh keterangan status ajib pajak sebelum memberikan pelayanan ublik. Pelaksanaan KSWP dilakukan dengan mengecek keabsahan NPWP," bunyi Pasal 3 Permenkop-UKM 7/2017, dikutip pada Kamis (2/5/2024).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Pelaksanaan KSWP sebelum pemberian layanan dilakukan oleh pegawai di lingkungan Kemenkop-UKM melalui sistem informasi yang terhubung dengan Ditjen Pajak (DJP) Kementerian Keuangan.

Perlu dipahami, sejumlah kementerian/lembaga memang mengharuskan KSWP sebagai syarat pemberian layanan publik, Kemenkop-UKM salah satunya.

Selain izin pembukaan kantor cabang koperasi, ada beberapa jenis layanan lain di Kemenkop-UKM. Di antaranya, pengesahan perubahan anggaran dasar koperasi, izin pembukaan kantor cabang pembantu koperasi, izin pembukaan kantor kas, dan izin usaha simpan pinjam koperasi.

Baca Juga:
Hapus NPWP yang Meninggal Dunia, Hanya Bisa Disampaikan Tertulis

KSWP untuk Layanan Publik

Sebagai informasi, KSWP adalah kegiatan yang dilakukan instansi pemerintah sebelum memberikan layanan publik tertentu untuk memperoleh keterangan status wajib pajak. Keterangan status wajib pajak tersebut diberikan oleh DJP yang bisa memuat status valid atau tidak valid.

Status tidak valid bisa muncul apabila nama wajib pajak dan NPWP-nya tidak sesuai dengan data dalam sistem DJP. Status tidak valid juga bisa muncul apabila wajib pajak belum menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk 2 tahun pajak terakhir. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Minggu, 20 Oktober 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Hapus NPWP yang Meninggal Dunia, Hanya Bisa Disampaikan Tertulis

Jumat, 18 Oktober 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Diberi Kemudahan Ekspor, Ini 6 Kriteria Eksportir Bereputasi Baik

Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:00 WIB CORETAX SYSTEM

Ada Coretax, Semua Bukti Potong Harus Cantumkan NITKU

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja