Sejumlah pengendara mobil listrik mengikuti Konvoi Merdeka E-ride di Kota Kupang, Sabtu (31/8/2024). Konvoi kendaraan yang diikuti 67 peserta tersebut bertujuan mengampanyekan penggunaan kendaraan listrik sekaligus upaya untuk mengurangi polusi udara di ibukota NTT itu. ANTARA FOTO/Mega Tokan/app/Spt.
JAKARTA, DDTCNews - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menilai berbagai inisiatif pemerintah telah berhasil menarik investasi di sektor kendaraan listrik, termasuk insentif pajak.
Airlangga mengatakan pemerintah telah membuat peta jalan pengembangan kendaraan listrik hingga 2030. Melalui pengembangan industri kendaraan listrik, Indonesia juga menjadi bagian dari tren global untuk menuju ekonomi hijau.
"Perkembangan kendaraan listrik bukan hanya menjadi tren global, tetapi juga merupakan bagian penting dari transformasi ekonomi menuju ekonomi hijau dan yang berkelanjutan," katanya, dikutip pada Sabtu (14/9/2024).
Airlangga mengatakan pemerintah telah menerbitkan berbagai kebijakan untuk mendukung investasi di sektor kendaraan listrik. Misal, bea masuk tarif 0% dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) ditanggung pemerintah (DTP) atas impor mobil listrik.
Kemudian, pemerintah juga memberikan PPnBM 0% atas mobil listrik produksi dalam negeri yang memenuhi kriteria.
Dia menjelaskan berbagai insentif tersebut telah mendorong permintaan kendaraan listrik sehingga berdampak pada peningkatan produksi. Mengutip data Gaikindo, penjualan mobil listrik semua merek sejak Januari hingga Juli 2024 telah mencapai 17.826 unit, naik lebih dari 2 kali lipat dari tahun sebelumnya.
Airlangga memandang teknologi kendaraan listrik telah berkembang pesat, terutama dalam pengembangan baterai berefisiensi tinggi dan jaringan pengisian daya. Di dalam teknologi baterai juga terdapat sejumlah keunggulan yang salah satunya sodium ion yang terus Indonesia dipelajari.
Di sisi lain, pemerintah juga terus berupaya mengedukasi masyarakat mengenai manfaat kendaraan listrik. Menurutnya, penggunaan kendaraan listrik akan mewujudkan masa depan transportasi yang ramah lingkungan, inklusif, dan modern.
"Kendaraan listrik menjadi solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan produksi kendaraan listrik di Indonesia perlu didasarkan pada praktik yang ramah lingkungan mulai dari hulu hingga hilir," ujarnya. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.