INGGRIS

Ada Windfall Tax, Shell Pikir Ulang Rencana Investasi

Muhamad Wildan | Selasa, 22 November 2022 | 13:30 WIB
Ada Windfall Tax, Shell Pikir Ulang Rencana Investasi

Sebuah papan yang menginformasikan pelanggan bahwa bahan bakar telah habis terlihat di stasiun bahan bakar Shell di London, Britain, Sabtu (2/10/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Nicholls/aww/cfo

LONDON, DDTCNews - Perusahaan migas asal Inggris, Shell, mengaku akan mengevaluasi rencana investasi senilai £25 miliar seiring dengan ditetapkannya kenaikan tarif windfall tax sektor migas dari 25% ke 35%.

Chairman Shell UK David Bunch mengatakan investasi senilai £25 miliar membutuhkan stabilitas kebijakan fiskal. Oleh karena adanya perubahan kebijakan dari pemerintah, rencana investasi yang sudah ditetapkan perlu ditimbang ulang.

"Kami akan mengevaluasi masing-masing rencana proyek berdasarkan outlook fiskal terkini. Nantinya akan ditentukan apakah kami tetap akan menanamkan modal sesuai dengan rencana awal atau tidak," ujar Bunch, dikutip Selasa (22/11/2022).

Baca Juga:
Cegah Penerapan UTPR Pajak Minimum Global, AS Siapkan Skema Retaliasi

Bunch mengaku memahami alasan pemerintah menerapkan windfall tax atas perusahaan migas. Namun, dia meminta kepada pemerintah untuk menetapkan mekanisme penghentian pemungutan windfall tax bila harga migas sudah kembali ke level normal.

"Saat ini, tidak ada threshold yang menjadi acuan dari penghentian pemungutan windfall tax. Ini adalah sesuatu yang ingin kami bicarakan dengan pemerintah," ujar Bunch seperti dilansir sky.com.

Bunch mengatakan Shell masih memiliki komitmen untuk menanamkan modal di Inggris baik pada sektor migas maupun energi terbarukan. Hanya saja, diperlukan kebijakan dari pemerintah untuk mendukung upaya tersebut.

Baca Juga:
Kenaikan PPN Tak Banyak Sumbang Penerimaan, DPR Dukung Penghematan

Untuk diketahui, windfall tax sebesar 35% atas perusahaan migas ditetapkan berlaku sejak Januari 2023 hingga Maret 2028. Tak hanya terhadap perusahaan migas, perusahaan pembangkit listrik juga dibebani windfall tax sebesar 45% hingga Maret 2028.

Kedua kebijakan ini diperkirakan akan menghasilkan tambahan penerimaan senilai £14 miliar serta lebih dari £55 miliar terhitung sejak 2022 hingga 2028. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 04 Februari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Cegah Penerapan UTPR Pajak Minimum Global, AS Siapkan Skema Retaliasi

Senin, 03 Februari 2025 | 11:11 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kenaikan PPN Tak Banyak Sumbang Penerimaan, DPR Dukung Penghematan

BERITA PILIHAN
Selasa, 04 Februari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Cegah Penerapan UTPR Pajak Minimum Global, AS Siapkan Skema Retaliasi

Selasa, 04 Februari 2025 | 12:30 WIB CORETAX SYSTEM

Integrasikan Pengawasan WP, Coretax Perlu Terhubung ke Semua Instansi

Selasa, 04 Februari 2025 | 12:00 WIB PMK 81/2024

PMK 81/2024 Ubah Aturan Penyetoran PPh PHTB oleh Instansi Pemerintah

Selasa, 04 Februari 2025 | 11:30 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Ketentuan Rekening dalam Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak

Selasa, 04 Februari 2025 | 11:00 WIB PMK 136/2024

Mengawal Pajak Minimum Global Sejak Awal

Selasa, 04 Februari 2025 | 10:30 WIB KABUPATEN SLEMAN

Ada Kenaikan NJOP, Pemda Pastikan Tidak Berlaku Massal

Selasa, 04 Februari 2025 | 10:00 WIB APBN 2025

Prabowo Instruksikan Penghematan, Kemenkeu Siap Efisiensi Anggaran

Selasa, 04 Februari 2025 | 09:10 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Airlangga Minta Ada Perlakuan Khusus Bagi PKP Consumer Goods

Senin, 03 Februari 2025 | 18:30 WIB PMK 7/2025

Kemenkeu Terbitkan Pedoman Pemeriksaan dan Penagihan Pajak Daerah