PMK 62/2022

Ada PMK Baru, DJP Pastikan PPN Elpiji 3 Kg Tetap Ditanggung Pemerintah

Redaksi DDTCNews | Kamis, 07 April 2022 | 13:30 WIB
Ada PMK Baru, DJP Pastikan PPN Elpiji 3 Kg Tetap Ditanggung Pemerintah

Petugas melayani warga yang membeli gas elpiji 3 kilogram bersubsidi pada pasar murah yang dilaksanakan Pemerintah Kota Palu di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (16/3/2022). Gas elpiji 3 kilogram bersubsidi tersebut dijual sesuai harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp 18 ribu per tabung. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah.
 

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) menegaskan pajak pertambahan nilai (PPN) atas elpiji 3 kg alias gas melon tetap ditanggung oleh pemerintah.

Hal tersebut ditegaskan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 62/PMK.03/2022 tentang PPN atas Penyerahan LPG Tertentu. Beleid ini diterbitkan untuk mendukung implementasi UU 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

“Atas LPG 3 kg yang mendapatkan subsidi dari pemerintah, itu yang membayar PPN-nya pemerintah. Full PPN-nya dibayar oleh pemerintah sebesar 11% kali nilai subsidinya yang dibayar pemerintah,” ungkap Kepala Subdirektorat Peraturan PPN Industri DJP Maria Wiwiek Widwijanti dalam media briefing, dikutip pada Kamis (6/4/2022).

Baca Juga:
Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Perlu diingat, pemerintah masih menyalurkan subsidi atas elpiji 3 kg dengan skema terbuka. Artinya, seluruh kelompok masyarakat bisa mengakses insentif ini dengan bebas.

Sebagai informasi, PMK 62/2022 mengatur beberapa ketentuan PPN atas penyerahan LPG. Pertama, atas bagian harga yang disubsidi yakni PPN dibayar oleh Pemerintah. Namun, dalam hal LPG tidak disubsidi, PPN dibayar oleh pembeli.

Kedua, atas PPN yang terutang atas penyerahan LPG tertentu yang bagian harganya tidak disubsidi. Pada titik serah badan usaha, PPN terutang dihitung menggunakan dasar pengenaan pajak (DPP) berupa nilai lain. Pada titik serah agen dan pangkalan, PPN dipungut dan disetor menggunakan besaran tertentu.

Baca Juga:
Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Lanjutkan Rally Pelemahan terhadap Dolar AS

Ketiga, PPN terutang dibuatkan faktur pajak atas bagian harga yang disubsidi yaitu pada saat badan usaha mengajukan permintaan pembayaran subsidi. Sementara, untuk bagian harga yang tidak disubsidi maka faktur pajak dibuat pada saat badan usaha, agen, dan pangkalan menyerahkan LPG tertentu, atau pada saat pembayaran, dalam hal pembayaran mendahului penyerahan.

Lebih lanjut, Wiwiek juga menjelaskan terkait klausul dalam PMK 62/2022 yang mengatur pengenaan PPN atas bagian harga yang tidak disubsidi sehingga PPN dibayar oleh pembeli.

Dia mencontohkan, proses distribusi LPG dari Pertamina kepada konsumen melalui agen atau pangkalan. Dalam hal ini PPN yang dikenakan yaitu atas selisih atau margin agen atau pangkalan tersebut. Misalnya selisih atau margin agen tersebut Rp1.000 per LPG 3 kg, maka yang kena PPN adalah Rp1.000 dikali tarif.

Baca Juga:
Pertamina Hulu Rokan Setor Penerimaan Negara hingga Rp115 Triliun

“Itu karena harga LPG 3 kg, HJE sudah dipungut di level badan usaha Pertamina. Sehingga selisihnya saja yang menjadi dasar pengenaan pajak dan tarifnya hanya 1,1% dari selisih itu. Jadi dapat dilihat memang pengenaannya hanya kecil sekali nanti yang dikenakan kepada konsumen,” kata Wiwiek.

Wiwiek juga mengingatkan bahwa harga jual eceran LPG 3 kg dapat berbeda di setiap daerah sebagaimana diatur dalam peraturan gubernur/wali kota/bupati masing-masing daerah. Hal ini karena biaya angkut dan biaya lain yang diperhitungkan dalam penentuan harga jual eceran LPG 3 kg. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Rabu, 29 Januari 2025 | 09:30 WIB KURS PAJAK 29 JANUARI 2025 - 04 FEBRUARI 2025

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Lanjutkan Rally Pelemahan terhadap Dolar AS

Rabu, 29 Januari 2025 | 09:30 WIB KINERJA BUMN

Pertamina Hulu Rokan Setor Penerimaan Negara hingga Rp115 Triliun

Senin, 27 Januari 2025 | 08:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

BERITA PILIHAN
Kamis, 30 Januari 2025 | 15:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Istri Pilih ‘Hanya Registrasi’ di Coretax, Perlu Lapor SPT Sendiri?

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Kamis, 30 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Ketentuan Terbaru Soal Penghapusan Piutang Pajak, Dowload di Sini!

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:55 WIB PENG-1/PJ/2025

DJP Perbarui Daftar Negara Tujuan Pertukaran Data Keuangan Otomatis

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Sri Mulyani Harap Makan Bergizi Gratis Beri Dampak Besar ke Ekonomi

Kamis, 30 Januari 2025 | 11:11 WIB INFOGRAFIS PAJAK

9 Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Pemkot Tarakan beserta Tarifnya

Kamis, 30 Januari 2025 | 10:51 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak