ADMINISTRASI PAJAK

WP UMKM Dianggap Telah Lapor SPT Masa PPh Unifikasi Jika Begini

Redaksi DDTCNews | Kamis, 14 Maret 2024 | 11:55 WIB
WP UMKM Dianggap Telah Lapor SPT Masa PPh Unifikasi Jika Begini

Ilustrasi. Pekerja menjemur kerupuk di Desa Kenanga, Indramayu, Jawa Barat, Senin (5/12/2022). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/tom.

JAKARTA, DDTCNews - Wajib pajak UMKM yang telah melakukan penyetoran PPh final dan telah mendapat validasi dengan nomor transaksi penerimaan negara (NTPN) dianggap telah menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh unifikasi.

Berdasarkan pada Pasal 7 ayat (3) PMK 164/2023, wajib pajak dengan peredaran bruto tertentu (UMKM) yang melakukan penyetoran PPh final harus menyampaikan SPT Masa PPh unifikasi paling lama 20 hari setelah akhir masa pajak.

“Wajib pajak yang telah melakukan penyetoran … dan telah mendapat validasi … dianggap telah menyampaikan SPT Masa PPh unifikasi … sesuai dengan tanggal validasi NTPN yang tercantum pada Surat Setoran Pajak (SSP) atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan SSP,” bunyi penggalan Pasal 7 ayat (5) PMK 164/2023, dikutip pada Kamis (14/3/2024).

Baca Juga:
Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

Adapun penyetoran PPh final dilakukan setiap bulan untuk masing-masing tempat kegiatan usaha. Penyetoran dilakukan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

Pasal 7 ayat (4) PMK 164/2023 memuat pengecualian dari kewajiban penyampaian SPT Masa PPh unifikasi. Pengecualian berlaku apabila pada suatu bulan tidak terdapat kewajiban penyetoran PPh final yang disebabkan karena:

  • wajib pajak tidak memiliki penghasilan dari usaha yang dikenai PPh final dalam jangka waktu tertentu;
  • wajib pajak hanya melakukan transaksi yang dilakukan pemotongan atau pemungutan PPh (transaksi dengan pihak yang ditunjuk sebagai pemotong atau pemungut PPh); atau
  • peredaran bruto atas penghasilan dari usaha secara kumulatif sejak masa pajak pertama tahun pajak yang bersangkutan belum melebihi Rp500 juta (untuk wajib pajak orang pribadi UMKM).

Adapun ketentuan di atas hanya berlaku untuk skema pelunasan PPh final dengan cara disetor sendiri oleh wajib pajak. Seperti diketahui, sesuai dengan Pasal 7 ayat (1) PMK 164/2023, ada 2 cara pelunasan PPh final.

Baca Juga:
Usai Setor PPh Final PHTB, WP Jangan Lupa Ajukan Penelitian Formal

Pertama, disetor sendiri oleh wajib pajak. Kedua, dipotong atau dipungut oleh pemotong atau pemungut PPh. Skema kedua berlaku jika wajib pajak UMKM melakukan transaksi dengan pihak yang ditunjuk sebagai pemotong atau pemungut PPh.

Sebagai informasi kembali, seperti diberitakan sebelumnya, pembuatan kode billing terkait dengan PPh final UMKM dengan KAP/KJS 411128-423 menggunakan NPWP pihak pemotong atau pemungut pajak. Simak ‘Billing 411128-423 PPh Final UMKM, Tidak Bisa Lagi Input NPWP Lain’. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 21 Oktober 2024 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

Minggu, 20 Oktober 2024 | 07:30 WIB PER-8/PJ/2022

Usai Setor PPh Final PHTB, WP Jangan Lupa Ajukan Penelitian Formal

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 16:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Punya Usaha Kecil-kecilan, Perlu Bayar Pajak Enggak Sih?

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 11:30 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Kejar Kepatuhan Pajak Pelaku UMKM, DJP Perluas ‘Pendampingan’ BDS

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja