KPP PRATAMA SUMEDANG

WP Daftarkan Perkebunan Seluas 800 Hektare, Kantor Pajak Adakan Visit

Redaksi DDTCNews | Minggu, 15 Januari 2023 | 15:00 WIB
WP Daftarkan Perkebunan Seluas 800 Hektare, Kantor Pajak Adakan Visit

Ilustrasi.

SUMEDANG, DDTCNews - Tim Pemeriksaan, Penilai dan Penagihan (P3) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sumedang melakukan kunjungan ke objek pajak perkebunan pada 4 Januari 2022 guna menindaklanjuti permohonan pendaftaran objek pajak baru.

Kepala Seksi P3 KPP Pratama Sumedang Tri Asmeri mengatakan tim P3 telah melakukan peninjauan lokasi perkebunan sebagai tindak lanjut atas permohonan pendaftaran objek pajak baru yang diajukan oleh wajib pajak.

“Tim P3 KPP Sumedang bertemu langsung dengan Wulang, selaku perwakilan wajib pajak. Pada saat bersamaan, kami juga mengumpulkan data serta informasi yang dibutuhkan sebagai dasar penelitian,” katanya dikutip dari situs web DJP, Minggu (15/1/2023).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Berdasarkan PMK No. 48/2021, lanjut Tri Asmeri, wajib pajak harus mendaftar ke DJP melalui KPP paling lama 1 bulan setelah terpenuhinya persyaratan subjektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan PBB untuk diberikan surat keterangan terdaftar PBB.

Syarat subjektif untuk diterbitkan surat keterangan terdaftar ialah memiliki izin usaha perkebunan dan atau hak guna usaha. Jika tidak memenuhi persyaratan subjektif sebagai objek PBB P5L maka akan menjadi objek PBB P2 yang merupakan kewenangan pemerintah daerah.

Sementara itu, Penyuluh Pajak KPP Pratama Sumedang Fitri Fatimah Fitri mewawancarai wajib pajak terkait dengan data dan informasi atas perizinan usaha yang dimiliki wajib pajak serta menjelaskan hak dan kewajiban perpajakan yang harus dilakukan.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Sebagai informasi, objek pajak perkebunan yang didaftarkan memiliki luas 800 hektare yang terdiri dari 2 lokasi, yaitu Desa Ciawitali dan Desa Gendereh, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.

Surat Keterangan Terdaftar Objek Pajak PBB adalah surat keterangan yang diterbitkan oleh kepala KPP sebagai pemberitahuan bahwa objek pajak dan wajib pajak telah terdaftar dalam sistem administrasi perpajakan DJP. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja