UU HPP

UU HPP Atur Ulang Pengecualian & Fasilitas PPN, Ini Kata Dirjen Pajak

Dian Kurniati | Jumat, 08 Oktober 2021 | 10:14 WIB
UU HPP Atur Ulang Pengecualian & Fasilitas PPN, Ini Kata Dirjen Pajak

Dirjen Pajak Suryo Utomo dalam konferensi pers UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP), Kamis (7/10/2021).

JAKARTA, DDTCNews - UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan mengeluarkan barang kebutuhan pokok masyarakat atau sembako dari daftar pengecualian PPN. Meski begitu, sembako juga mendapat fasilitas tidak dipungut dan/atau pembebasan PPN.

Dirjen Pajak Suryo Utomo mengatakan pengecualian PPN pada UU HPP kini hanya berlaku barang di luar konten PPN, yaitu makanan dan minuman yang dikenakan pajak daerah serta uang dan setara uang seperti surat berharga.

"Dengan menetapkan sebagai barang kena pajak atau jasa kena pajak, semua barang masuk ke dalam sistem dan insentif pembebasan ditujukan untuk keberpihakan kepada masyarakat kepada jenis barang dan jasa tertentu," katanya, Kamis (7/10/2021).

Baca Juga:
9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Suryo menuturkan UU HPP akan menata ulang terkait dengan barang dan jasa yang dikenakan PPN. Setelah sejumlah barang dan jasa dikeluarkan dari pengecualian, kini semuanya adalah barang kena pajak dan jasa kena pajak.

Pengecualian PPN tetap diatur dalam Pasal 4A UU HPP. Sementara itu, pemberian fasilitas PPN tidak dipungut atau dibebaskan, diatur dalam Pasal 16B.

"Dari pasal 4A kami pindahkan ke pasal 16B, menjadi barang strategis atau jasa strategis yang dibebaskan dari PPN," ujarnya.

Baca Juga:
Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyatakan UU HPP mengatur perluasan basis PPN melalui pengurangan pengecualian dan fasilitas PPN. Harapannya, lebih mencerminkan keadilan dan tepat sasaran.

Selain sembako, fasilitas PPN tak dipungut juga berlaku pada jasa pelayanan sosial, jasa pendidikan, jasa pelayanan kesehatan, dan beberapa jenis jasa lainnya. Ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan peraturan pemerintah (PP). (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:45 WIB BERITA PAJAK HARI INI

PPN 12 Persen, Pemerintah Ingin Rakyat Lebih Luas Ikut Bayar Pajak

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:30 WIB KOTA BATAM

Ada Pemutihan, Pemkot Berhasil Cairkan Piutang Pajak Rp30 Miliar

BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:45 WIB BERITA PAJAK HARI INI

PPN 12 Persen, Pemerintah Ingin Rakyat Lebih Luas Ikut Bayar Pajak

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:30 WIB KOTA BATAM

Ada Pemutihan, Pemkot Berhasil Cairkan Piutang Pajak Rp30 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Bagaimana Cara Peroleh Diskon 50 Persen Listrik Januari-Februari 2025?

Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan