RASIO UTANG

Utang Luar Negeri Naik 6,4%, Ini Penjelasan BI

Redaksi DDTCNews | Selasa, 20 September 2016 | 11:01 WIB
Utang Luar Negeri Naik 6,4%, Ini Penjelasan BI

JAKARTA, DDTCNews – Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia terus mengalami kenaikan. Tercatat ULN pada Juli 2016 mencapai US$324,4 miliar atau Rp4.264 triliun.

Angka ini naik tipis dari posisi utang pada akhir triwulan II/2016 sebesar US$323,8 miliar atau Rp4.256 triliun. ULN pada Juli 2016 ini tumbuh 6,4% year on year (yoy).

Berdasarkan jangka waktu, posisi ULN ini didominasi ULN jangka panjang yang mencapai US$283 miliar atau Rp3.720 triliun. Sementara, ULN jangka pendek tercatat US41,2 miliar atau Rp540 triliun.

Baca Juga:
BI Buka Ruang untuk Kembali Turunkan Suku Bunga

Utang luar negeri swasta turun 3,4% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya juga turun 3,1%. Perlambatan utang swasta ini sejalan dengan pertumbuhan kredit dalam negeri yang hanya mencapai 7,4% pada Juli 2016, bahkan semakin lamban pada Agustus 2016 yang hanya tumbuh 6%.

Besarnya ULN swasta pada akhir Juli mencapai US$164,5 miliar atau Rp2.162 triliun. Porsi ULN swasta ini sebesar 50,7% dari total keseluruhan ULN. Selain itu, ULN swasta ini terkonsentrasi pada sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan ke depan BI akan terus memantau perkembangan ULN dari sektor swasta.

Baca Juga:
Inflasi Diekspektasikan Rendah, BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 5,75%

“Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (19/9).

Sementara itu, ULN publik pada akhir Juli 2016 tumbuh 18,7% (yoy), meningkat dari pada bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 17,9% (yoy). ULN publik ini mencapai US$159,7 miliar atau Rp2.099 triliun setara dengan 49,3% dari keseluruhan ULN. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 28 Januari 2025 | 08:30 WIB KEBIJAKAN MONETER

BI Buka Ruang untuk Kembali Turunkan Suku Bunga

Rabu, 15 Januari 2025 | 16:25 WIB KEBIJAKAN MONETER

Inflasi Diekspektasikan Rendah, BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 5,75%

Sabtu, 11 Januari 2025 | 13:37 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Tak Patuhi Aturan DHE SDA, DJBC Blokir Layanan Ekspor 176 Perusahaan

Kamis, 09 Januari 2025 | 15:00 WIB KINERJA MONETER

Efek Pajak hingga Utang, Cadangan Devisa Naik Jadi US$155,7 Miliar

BERITA PILIHAN
Sabtu, 01 Februari 2025 | 14:30 WIB PILKADA 2024

Prabowo Ingin Kepala Daerah Hasil Pilkada 2024 segera Dilantik

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:30 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Pengumuman bagi Eksportir-Importir! Layanan Telepon LNSW Tak Lagi 24/7

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:00 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 23 Akibat Transaksi Pinjaman Tanpa Bunga

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:45 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Tenang! Surat Teguran ‘Gaib’ karena Coretax Eror Bisa Dibatalkan DJP

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:30 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Hal-Hal yang Diteliti DJP terkait Pengajuan Pengembalian Pendahuluan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:00 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Panduan Coretax terkait PIC, Impersonate dan Role Akses

Sabtu, 01 Februari 2025 | 09:45 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Simak! Ini Daftar Peraturan Perpajakan yang Terbit 1 Bulan Terakhir

Sabtu, 01 Februari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN EKONOMI

Jaga Inflasi pada Kisaran 2,5 Persen, Pemerintah Beberkan Strateginya