ADMINISTRASI PAJAK

Upload Faktur Pajak, Kendala Status Siap Approve? Coba Saran DJP Ini

Redaksi DDTCNews | Senin, 05 Agustus 2024 | 16:38 WIB
Upload Faktur Pajak, Kendala Status Siap Approve? Coba Saran DJP Ini

Ilustrasi. Tampilan laman e-nofa

JAKARTA, DDTCNews - Beberapa wajib pajak menemukan kendala berupa munculnya status ‘siap approve’ saat mengunggah (upload) faktur pajak melalui e-faktur.

Terkait dengan hal tersebut, Ditjen Pajak (DJP) mengatakan status ‘siap approve’ artinya proses sedang dalam antrean. Dalam kondisi tersebut, pengguna tidak dapat melakukan tindak lanjut hingga status berubah.

“Status ‘siap approve’ berarti sedang dalam antrian, dan tidak dapat dilakukan tindak lanjut sampai statusnya berubah menjadi ‘approval success’ atau ‘reject’,” tulis contact center DJP, Kring Pajak, saat merespons pertanyaan warganet di media sosial X, Senin (5/8/2024).

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Terkait dengan kendala tersebut, pengguna dapat mencoba mengeklik ‘stop uploader’ pada menu Management Upload Upload Faktur/Retur. Setelah itu, pengguna dapat mengeklik ‘start uploader’ kembali dan memasukkan ulang sertifikat elektronik.

Terkait dengan sertifikat elektronik, DJP menyarankan agar pengguna mengunduh ulang dari e-nofa. Setelah itu, pengguna dapat mencoba untuk melakukan refresh pada halaman dengan mengeklik [F5] perbaharui.

“Silakan dicoba juga untuk klik faktur pajak yang masih ‘siap approve’ itu saja dan coba upload ulang, bisa dicoba beberapa kali ya. Pastikan antivirus di komputer dinonaktifkan sementara saat upload faktur pajak tersebut,” jelas Kring Pajak.

Baca Juga:
Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Jika sudah mencoba sejumlah langkah tersebut dan masih mengalami kendala yang sama, pengguna dapat melakukan konfirmasi ke kantor pelayanan pajak (KPP). Dengan demikian, pengguna akan dibantu melalui layanan sistem (lasis) online.

“Kontak KPP dapat dilihat di laman: https://pajak.go.id/daftar-unit-kerja,” imbuh Kring Pajak. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB LITERATUR PAJAK

Perkaya Pengetahuan Pajak, Baca 11 e-Books Ini di Perpajakan DDTC

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen