UNI EMIRAT ARAB

Uni Emirat Arab Kecualikan Kripto dari Pengenaan PPN

Muhamad Wildan | Minggu, 13 Oktober 2024 | 09:30 WIB
Uni Emirat Arab Kecualikan Kripto dari Pengenaan PPN

Ilustrasi.

ABU DHABI, DDTCNews – Pemerintah Uni Emirat Arab memutuskan mengecualikan transaksi aset kripto dari pengenaan PPN.

Pengecualian PPN atas aset kripto diberlakukan atas setiap transaksi transfer kepemilikan aset kripto atau konversi aset kripto.

"Revisi regulasi ini membantu meminimalkan kesalahan dan menyederhanakan prosedur," kata Wakil Menteri Keuangan Uni Emirat Arab Younis Haji Al-Khoori dikutip dari cointelegraph.com, Minggu (13/10/2024).

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Yang dimaksud dengan aset kripto dalam ketentuan PPN Uni Emirat Arab adalah representasi digital dari suatu nilai yang dapat diperdagangkan secara digital dan dapat digunakan untuk tujuan investasi, tidak termasuk representasi digital dari mata uang fiat dan aset keuangan.

Fasilitas pengecualian PPN atas transaksi aset kripto diberlakukan secara retroaktif mulai 1 Januari 2018. Dengan demikian, pelaku usaha berhak mengajukan restitusi atas PPN yang dahulu telah dibayarkan atas transaksi aset kripto.

Namun, pada saat yang sama, pelaku usaha juga perlu menyisir pajak masukan-pajak masukan yang terkait dengan transaksi aset kripto sejak Januari 2018. Sebab, pajak masukan mengenai penyerahan yang dikecualikan dari PPN tidaklah bisa dikreditkan.

Baca Juga:
Pemeriksa dan Juru Sita Pajak Perlu Punya Keterampilan Sosial, Kenapa?

Selain mengecualikan transaksi aset kripto dari pengenaan PPN, Uni Emirat Arab melalui Virtual Asset Regulatory Authority (VARA) Dubai dan Securities and Commodities Authority (SCA) juga telah mencapai kesepakatan untuk mengawasi virtual asset service provider (VASP).

Dengan tercapainya kesepakatan tersebut, VASP yang beroperasi di Dubai harus memperoleh izin dari VARA. Agar bisa beroperasi di seluruh wilayah Uni Emirat Arab, VASP juga harus memperoleh izin dari SCA. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB LITERATUR PAJAK

Perkaya Pengetahuan Pajak, Baca 11 e-Books Ini di Perpajakan DDTC

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:05 WIB KABINET MERAH PUTIH

Prabowo Kembali Lantik Pejabat Negara, Ada Raffi Ahmad dan Gus Miftah

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS LOGISTIK

Kinerja Dwelling Time dalam 1 Dekade Terakhir