KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ukuran Kemasan Barang Kiriman Pekerja Migran Dibatasi, Ini Tujuannya

Redaksi DDTCNews | Selasa, 04 Juni 2024 | 17:41 WIB
Ukuran Kemasan Barang Kiriman Pekerja Migran Dibatasi, Ini Tujuannya

Petugas Bea Cukai melakukan pemeriksaan terhadap penumpang beserta barang bawaan setibanya dari luar negeri di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (6/5/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/Spt.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mengatur batasan ukuran barang kiriman oleh pekerja migran Indonesia (PMI), yakni maksimal panjang 60 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 80 cm.

Ketentuan mengenai batasan ukuran barang kiriman pekerja migran ini diatur dalam PMK 141/2023. Ternyata, ada alasan khusus di balik diterapkannya batas ukuran barang kiriman PMI.

"Pengaturan mengenai ukuran kemasan dilakukan untuk keperluan standarisasi dan percepatan layanan," tulis Ditjen Bea Cukai (DJBC) dalam laman resminya, dikutip pada Selasa (4/6/2024).

Baca Juga:
BI Sebut Penerapan PP 36/2023 Ikut Tingkatkan Cadangan Devisa 2024

Dengan ukuran kemasan tersebut, DJBC mengungkapkan, barang masih muat untuk masuk ke dalam mesin x-ray sehingga bisa dilakukan penilaian resiko apakah perlu periksa fisik atau tidak.

"Akan terjadi efisiensi dan percepatan layanan ketika dari hasil x-ray disimpulkan barang beresiko rendah sehingga tidak perlu pemeriksaan fisik," tulis DJBC.

DJBC juga mengungkapkan bahwa pengaturan ukuran kemasan ini telah mempertimbangkan beberapa hal. Di antaranya, hasil fact finding di lapangan, usulan dari pengguna jasa (PJT), dan best practice di negara lain seperti Filipina yang juga menerapkan standardisasi ukuran kemasan.

Lantas apa yang terjadi jika ukuran barang kiriman lebih besar dari 60x60x80 (sentimeter)? Petugas bea cukai akan meminta kepada perusahaan jasa titipan untuk membuka dan barang kiriman PMI harus diperiksa satu per satu. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 22 Januari 2025 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PERDAGANGAN

BI Sebut Penerapan PP 36/2023 Ikut Tingkatkan Cadangan Devisa 2024

Rabu, 22 Januari 2025 | 14:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Bukan 60%, Trump Siapkan Bea Masuk 10% Atas Barang Impor China

Rabu, 22 Januari 2025 | 14:21 WIB KEBIJAKAN PERDAGANGAN

DHE SDA Wajib Parkir 100% di RI selama Setahun, Revisi PP 36 Disiapkan

Rabu, 22 Januari 2025 | 08:55 WIB KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Mulai Maret 2025, DHE SDA Wajib 100% Disimpan 1 Tahun di Dalam Negeri

BERITA PILIHAN
Jumat, 24 Januari 2025 | 19:15 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani Targetkan Aturan Insentif Fiskal 2025 Rampung Bulan Ini

Jumat, 24 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Beban Pajak Minimum Global Bisa Ditekan dengan SBIE, Apa Itu?

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:30 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Pajak atas Biaya Overhead dari Luar Negeri

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:10 WIB DDTC ACADEMY - INTENSIVE COURSE

Dibuka! Batch Terbaru Pelatihan Intensif Transfer Pricing DDTC Academy

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Masyarakat Nonpeserta BPJS Bisa Ikut Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Jumat, 24 Januari 2025 | 17:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani: Pajak Minimum Global Bikin Iklim Investasi Lebih Sehat

Jumat, 24 Januari 2025 | 15:30 WIB PROFIL PERPAJAKAN KONGO

Seputar Aturan Perpajakan Kongo, PPN-nya Pakai Skema Multi-Tarif

Jumat, 24 Januari 2025 | 14:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Hadiri Acara WEF, Trump Tawarkan Tarif Pajak 15 Persen untuk Investor