THAILAND

Tingkatkan Daya Saing, Pajak Ekspor Beras Bakal Dipangkas

Dian Kurniati | Rabu, 28 April 2021 | 12:30 WIB
Tingkatkan Daya Saing, Pajak Ekspor Beras Bakal Dipangkas

Ilustrasi.

BANGKOK, DDTCNews – Pemerintah Thailand berencana memangkas pajak yang dipungut atas ekspor beras, terutama ke Uni Eropa dan Inggris sebagai upaya meningkatkan daya saing komoditas beras nasional di pasar global.

Juru bicara Pemerintah Thailand Rachada Dhnadirek mengatakan keputusan pemangkasan pajak ekspor beras tersebut telah disepakati dalam sidang kabinet. Menurutnya, upaya tersebut bertujuan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.

"Ekspor beras Thailand menghadapi persaingan yang ketat dari negara-negara seperti Vietnam, yang dapat memproduksi beras dengan kualitas tinggi dan varietas yang lebih baik untuk memenuhi permintaan mitra dagang," katanya, Selasa (27/4/2021).

Baca Juga:
Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Rachada menjelaskan saat ini eksportir yang membeli beras dari penggilingan untuk diekspor harus membayar pajak 0,75% dari nilai ekspor. Pemotongan pajak untuk ekspor akan membuat harga beras menjadi lebih murah sehingga daya saingnya di pasar internasional semakin kuat.

Namun, pemerintah telah mengurangi biaya tambahan ekspor menjadi 1.500 baht atau setara dengan Rp691.800 per ton atas komoditas biji-bijian yang dikirim ke Uni Eropa dan 1.200 baht atau setara dengan Rp553.440 per ton untuk pengiriman ke Inggris.

Pada 2021, Uni Eropa memberi kuota impor beras dari Thailand sebanyak 17.728 ton beras putih dan 48.729 ton beras pecah, sedangkan Inggris sebanyak 3.727 ton beras putih dan 3.721 ton beras pecah tanpa tarif.

Baca Juga:
Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Ketika mengirimkan berasnya ke Uni Eropa dan Inggris, eksportir berkewajiban membayar biaya tambahan kepada Kementerian Perdagangan.

Rachada menambahkan Kementerian Perdagangan Luar Negeri memperkenalkan pengenaan biaya tambahan kepada eksportir beras di bawah perjanjian kuota dengan Uni Eropa pada 1997, sebagai upaya pengumpulan Dana Promosi Perdagangan Internasional.

"Pengurangan biaya tambahan ekspor tersebut berarti pemerintah akan kehilangan Dana Promosi Perdagangan Internasional sekitar 31 juta baht [setara Rp14,29 miliar] setahun," ujarnya seperti dilansir bangkokpost.com.

Sebelumnya, Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha menyatakan pemerintah akan berupaya memperluas pasar ekspor untuk mendorong pemulihan ekonomi. Pemerintah juga mengupayakan kerja sama baik bilateral maupun multilateral untuk meningkatkan volume perdagangan internasional. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Minggu, 26 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Sabtu, 25 Januari 2025 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PERDAGANGAN

DHE SDA Wajib Parkir 100% Setahun, Aturan Insentif Pajak Tak Direvisi

BERITA PILIHAN
Senin, 27 Januari 2025 | 10:00 WIB PMK 119/2024

Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

Senin, 27 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Siap-Siap SBN Ritel Perdana 2025! Besok Dirilis ORI027T3 dan ORI027T6

Senin, 27 Januari 2025 | 08:43 WIB LAYANAN PAJAK

Butuh Layanan Pajak? Kantor Pajak Baru Buka Lagi 30 Januari 2025

Senin, 27 Januari 2025 | 08:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

Senin, 27 Januari 2025 | 08:00 WIB KOTA PALANGKA RAYA

Bayar Pajak Sudah Serba Online, Kepatuhan WP Ditarget Membaik

Minggu, 26 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Soal DPP Nilai Lain atas Jasa Penyediaan Tenaga Kerja, Ini Kata DJP

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:30 WIB PERDAGANGAN KARBON

Luncurkan Perdagangan Karbon Internasional di IDXCarbon, Ini Kata BEI

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China