PEMERIKSAAN

Tingkat Keterperiksaan Wajib Pajak 2019 Turun, Ini Penjelasan DJP

Redaksi DDTCNews | Selasa, 11 Februari 2020 | 11:55 WIB
Tingkat Keterperiksaan Wajib Pajak 2019 Turun, Ini Penjelasan DJP

Direktur Pemeriksaan dan Penagihan DJP Irawan. 

JAKARTA, DDTCNews – Ditjen Pajak (DJP) membuka capaian kegiatan pemeriksaan dan penagihan pada tahun lalu. Hasilnya menunjukan kegiatan pemeriksaan cenderung naik pada 2019. Namun, tingkat keterperiksaan wajib pajaknya menurun.

Direktur Pemeriksaan dan Penagihan DJP Irawan mengatakan pada tahun lalu realisasi penerimaan dari pemeriksaan dan penagihan mencapai Rp58,5 triliun atau 101,56% dari target yang ditetapkan senilai Rp57,66 triliun.

“Jadi kontribusi kita kepada total penerimaan itu sekitar 4,39% dari pemeriksaan dan penagihan,” katanya kepada DDTCNews saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (10/2/2020).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Irawan menerangkan rasio cakupan pemeriksaan atau audit coverage ratio (ACR) pada 2019 sebesar 1,58% dari total wajib pajak (WP) yang wajib lapor SPT. Realisasi ACR tersebut lebih rendah dari 2018 yang mencapai 1,61% dari total WP yang wajib menyampaikan SPT.

Dia menjelaskan penurunan ACR ini disebabkan oleh kenaikan jumlah WP yang wajib menyampaikan SPT. “Sebetulnya jumlah WP yang diperiksanya lebih tinggi sedikit tapi karena pembandingnya lebih tinggi jadi memang ACR-nya menurun," terangnya.

Irawan menyebut jumlah WP yang diperiksa pada tahun lalu mengalami peningkatan. Adapun jumlah WP yang diperiksa pada tahun fiskal 2019 mencapai 61.800 WP. Jumlah tersebut naik dari 2018 yang mencapai 50.600 WP yang diperiksa oleh otoritas.

"Kalau dari sisi rupiah hasil pencapaian tahun lalu itu tergolong oke. Namun, dari sisi ACR menurun sedikit karena jumlah WP wajib SPT naik signifikan padahal dari sisi jumlah WP yang diperiksa itu naik," imbuhnya. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN