PEREKONOMIAN INDONESIA

Tertinggi dalam 8 Tahun! Inflasi September 1,17% Imbas Kenaikan BBM

Dian Kurniati | Senin, 03 Oktober 2022 | 12:15 WIB
Tertinggi dalam 8 Tahun! Inflasi September 1,17% Imbas Kenaikan BBM

Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen pada September 2022 mengalami inflasi sebesar 1,17% (bulan ke bulan/mtm). Sementara itu, inflasi tahun kalender tercatat sebesar 4,84% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 5,95%.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan inflasi periode ini disebabkan kenaikan harga bensin, tarif angkutan dalam kota, beras, solar, tarif angkutan antarkota, tarif kendaraan online, dan bahan bakar rumah tangga.

"Inflasi yang terjadi di September 2022 sebesar 1,17% ini merupakan inflasi tertinggi sejak Desember 2014," katanya, Senin (3/10/2022).

Baca Juga:
Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

Margo mengatakan inflasi pada Desember 2014 tercatat sebesar 2,46%. Ketika itu, inflasi yang tinggi juga disebabkan oleh akibat kenaikan harga BBM pada November 2014.

Sementara pada September 2022, pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax. Harga Pertalite naik 30,72%, sedangkan Solar 32,04%, dan Pertamax yang merupakan BBM nonsubsidi naik 16%.

Pemerintah pun memberikan berbagai subsidi dan bantuan sebagai upaya mengendalikan inflasi. Misalnya subsidi atas kenaikan tarif transportasi umum, bantuan langsung tunai BBM, dan bantuan subsidi upah untuk para pekerja.

Baca Juga:
Pemerintah Ungkap Stabilitas Keuangan Kuartal III/2024 Tetap Terjaga 

Bank Indonesia juga menaikkan suku bunga acuan pada 23 Agustus dan 22 September 2022 untuk menurunkan ekspektasi inflasi sebesar 75 basis points menjadi 4,25%.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, Margo memaparkan inflasi tertinggi terjadi pada kelompok transportasi. Inflasinya tercatat sebesar 8,88% dan memberikan andil terhadap inflasi September sebesar 1,08%.

Di sisi lain, masih ada kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yakni makanan, minuman, dan tembakau, sebesar 0,3% dan memberikan andil terhadap inflasi -0,08%.

Baca Juga:
BPS: Neraca Perdagangan Surplus US$3,26 Miliar pada September 2024

"Di bulan September ini beberapa produk hortikultura di beberapa sentra produksi mengalami panen raya sehingga suplai cukup dan terjadi deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau," ujarnya.

Inflasi pada September 2022 terjadi di 88 dari 90 kota yang disurvei BPS. Inflasi tertinggi terjadi di Bukittinggi sebesar 1,87%, sedangkan inflasi terendah terjadi di Merauke 0,07%.

Berdasarkan komponennya, Margo menyebut komponen harga yang diatur pemerintah pada September 2022 secara tahunan mengalami inflasi sebesar 13,28%, dengan andil 2,35%. Angka inflasi tersebut mengalami kenaikan tajam dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 8,93%.

Baca Juga:
Tersisa 1% NPWP Belum Padan dengan NIK, DJP Instruksikan Ini ke WP

Hal itu utamanya terjadi karena kenaikan harga bensin yang inflasinya pada September 2022 secara tahunan mencapai 31,9% dengan andil terhadap inflasi sebesar 1,13%. Sementara untuk Solar, terjadi inflasi 33,01% dengan andil terhadap inflasi 0,04%.

Sementara pada komponen yang harganya bergejolak, secara tahunan terjadi inflasi 9,02% dengan andil 1,49%. Adapun untuk inflasi inti, mengalami inflasi 3,21% dengan andil terhadap inflasi 2,11%.

Margo menambahkan secara historis kenaikan BBM dapat berdampak pada kenaikan inflasi selama 2 bulan, sebelum nantinya kembali melandai. Kemudian, kenaikan BBM juga dapat berpengaruh pada sejumlah subsektor kelompok pengeluaran seperti bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau; perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar bakar; transportasi; serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

"Ini sekadar catatan dari data yang sudah kita tulis pada waktu lalu yang memperlihatkan kenaikan BBM pada bulan tertentu bisa berdampak pada bulan berikutnya," imbuhnya. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 12:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Pemerintah Ungkap Stabilitas Keuangan Kuartal III/2024 Tetap Terjaga 

Rabu, 16 Oktober 2024 | 10:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Surplus Perdagangan Berlanjut, Sinyal Positif Ekonomi Kuartal III/2024

Selasa, 15 Oktober 2024 | 12:07 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BPS: Neraca Perdagangan Surplus US$3,26 Miliar pada September 2024

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN