PENEGAKAN HUKUM

Terlibat Sindikat Faktur Pajak Fiktif, Tersangka Diserahkan ke Kejari

Muhamad Wildan | Minggu, 12 September 2021 | 10:30 WIB
Terlibat Sindikat Faktur Pajak Fiktif, Tersangka Diserahkan ke Kejari

Ilustrasi.

BEKASI, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) kembali melakukan penegakan hukum atas praktik-praktik penggunaan faktur pajak fiktif.

Kali ini, penyidik Direktorat Penegakan Hukum DJP menyerahkan anggota sindikat faktur pajak fiktif berinisial HT beserta barang buktinya ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Cikarang.

HT diduga kuat terlibat dalam jaringan penerbit dan pengedar faktur pajak fiktif serta turut serta menerbitkan faktur pajak fiktif melalui 6 perusahaan yakni PT ASIA, PT BSM, PT IPM, PT APM, PT BEJ, dan PT TLM.

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

"Hal tersebut dilakukan HT sejak Juli 2018 sampai dengan Juli 2019 yang merugikan negara senilai Rp1,97 miliar," tulis DJP dalam keterangan resmi, dikutip pada Minggu (12/9/2021).

HT ditengarai menjual dan menyediakan faktur pajak fiktif tersebut kepada 4 perusahaan yakni PT BU, PT CGK, PT MBA, dan PT DCI.

Sesuai dengan ketentuan Pasal 39A UU KUP, seseorang yang sengaja menggunakan faktur pajak tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya terancam dikenai hukuman pidana penjara selama 2 hingga 6 tahun serta denda sebesar 2 hingga 6 kali lipat dari jumlah pajak yang tercantum pada faktur pajak.

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Setelah tersangka dan barang buktinya diserahkan ke Kejari Cikarang, tersangka juga dibawa ke Kantor Polres Metro Bekasi untuk ditahan sementara.

"DJP akan terus berupaya secara maksimal dalam menegakkan hukum pidana pajak demi terwujudnya keadilan bagi seluruh wajib pajak," tulis DJP. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN