LAYANAN PAJAK

Teknologi DJP Makin Canggih, Proses Restitusi Pajak Bakal Lebih Cepat

Dian Kurniati | Kamis, 15 Juni 2023 | 13:00 WIB
Teknologi DJP Makin Canggih, Proses Restitusi Pajak Bakal Lebih Cepat

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan memperkirakan proses restitusi pajak bakal makin cepat sejalan dengan pemanfaatan teknologi digital dan data yang lebih komplet.

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak Iwan Djuniardi mengatakan pemerintah ingin terus menyederhanakan proses restitusi agar lebih memudahkan wajib pajak. Menurutnya, pengajuan restitusi selama ini memerlukan waktu lama karena biasanya harus melalui proses pemeriksaan terlebih dulu.

"Bukan tidak mungkin restitusi itu kalau datanya sudah bagus semua, ya sudah lah, enggak usah lagi sebulan," katanya, Kamis (15/6/2023).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Iwan mengatakan Ditjen Pajak (DJP) terus berupaya mengintegrasikan data perpajakan. Integrasi ini dilakukan secara bertahap, misalnya dengan BUMN melalui general ledger tax mapping.

Kemudian, saat ini juga dimulai uji coba penyampaian laporan keuangan berbasis extensible business reporting language (XBRL) oleh sejumlah wajib pajak yang telah tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia.

Dia menjelaskan integrasi data penting untuk mempermudah otoritas melaksanakan berbagai analisis. Ditambah dengan pemanfaatan teknologi digital, proses analisis akan dapat berjalan lebih cepat, terutama ketika nantinya DJP mulai memanfaatkan kecerdasan buatan.

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Iwan menyebut pemanfaatan teknologi digital tersebut tidak hanya menguntungkan bagi DJP sebagai otoritas, tetapi juga wajib pajak. Dengan teknologi digital, pelayanan wajib pajak seperti restitusi akan dapat dilaksanakan secara cepat.

Apalagi, jika sistem DJP telah terhubung dengan sistem pembayaran, baik bank maupun nonbank.

"Saya bukan menjanjikan, tetapi dengan sistem yang lebih kuat datanya, restitusi itu sudah berdasarkan risiko. Bicaranya jam-jaman saja, atau mungkin sudden restitusi," ujarnya. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN