DENMARK

Tekan Praktik Penggelapan Pajak, Ketentuan Bentuk Usaha Tetap Direvisi

Redaksi DDTCNews | Senin, 09 November 2020 | 10:41 WIB
Tekan Praktik Penggelapan Pajak, Ketentuan Bentuk Usaha Tetap Direvisi

Ilustrasi. (DDTCNews)

KOPENHAGEN, DDTCNews – Pemerintah Denmark akan mengubah ketentuan perpajakan terkait dengan permanent establishment (PE) atau bentuk usaha tetap (BUT) agar sejalan dengan panduan perpajakan Uni Eropa.

Menteri Perpajakan Denmark Morten Bodskov mengatakan parlemen telah mengeluarkan rancangan beleid baru yang mengubah regulasi dalam UU PPh badan dan UU withholding tax. Kebijakan baru tersebut bagian dari upaya pemerintah menekan praktik penggelapan pajak.

"Perencanaan pajak agresif bukan fenomena yang berhenti pada aspek transaksi lintas yurisdiksi," katanya, dikutip Senin (9/11/2020).

Baca Juga:
Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

Bodskov memaparkan pokok utama revisi kedua UU tersebut adalah pengaturan yang lebih jelas dan ketat untuk pelaksanaan kewajiban perpajakan bentuk usaha tetap (BUT) perusahaan Denmark yang beroperasi di negara anggota Uni Eropa.

Secara khusus RUU yang tengah digodok ini menyesuaikan kebijakan domestik Denmark dengan Pasal 5 model P3B OECD yang diperbarui pada 2017 dengan perubahan untuk menangkal praktik penggerusan basis pajak dan pengalihan laba.

“Kami harap rancangan undang-undang tersebut tersebut dapat menangkal entitas bisnis Denmark untuk menyamarkan BUT yang beroperasi di luar negeri,” tutur Bodskov.

Baca Juga:
Ramai Lapor ke Otoritas, WP di Negara Ini Muak dengan Tax Evasion

Selanjutnya, perubahan dalam RUU mengenai BUT yaitu kemungkinan perusahaan asal Denmark yang tidak memanfaatkan P3B bakal dapat mengklaim kerugian dari BUT atau anak perusahaan yang berlokasi di negara anggota Uni Eropa.

Dengan demikian, kerugian BUT di negara anggota Uni Eropa dapat faktor pengurang penghasilan kena pajak induk perusahaan di Denmark. Ketentuan ini sebelumnya tidak diakomodir dalam UU PPh dan UU withholding tax yang berlaku saat ini.

"Kami fokus kepada penguatan kerja sama internasional dan pada saat yang sama melengkapi diri di dalam negeri dengan penguatan kontrol dan regulasi," ujar Bodskov.

Baca Juga:
Pengusaha Vietnam Kembali Minta Cukai Minuman Manis Ditunda

Seperti dilansir Tax Notes International, perubahan ketentuan BUT itu juga terkait dengan keputusan pengadilan tinggi Uni Eropa atau The Court of Justice of the European Union (CJEU) terkait dengan kasus BUT perusahaan truk dan trailer asal Denmark A/S Bevola.

Pada 2018, putusan CJEU menyebutkan Denmark dilarang menolak klaim kerugian BUT perusahaan Denmark yang beroperasi di negara anggota Uni Eropa.

Kasus bermula saat BUT Bevola yang beroperasi di Finlandia tutup pada 2009. Korporasi hendak mengklaim kerugian BUT di Finlandia sebagai faktor pengurang PPh badan di Denmark, tapi ditolak otoritas karena perusahaan tidak memanfaatkan P3B.

"Pembahasan RUU berikutnya akan dilakukan pada 1 Desember dan pembacaan naskah akhir dijadwalkan pada 3 Desember 2020," sebut Bodskov. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN