FILIPINA

Tarik Investasi Asing, Pengusaha Minta Insentif Pajak Dimaksimalkan

Redaksi DDTCNews | Senin, 27 Desember 2021 | 14:30 WIB
Tarik Investasi Asing, Pengusaha Minta Insentif Pajak Dimaksimalkan

Ilustrasi

MANILA, DDTCNews – Kalangan pengusaha meminta pemerintah untuk memaksimalkan insentif pajak yang ditawarkan melalui UU Corporate Recovery and Tax Incentives for Enterprises (CREATE) untuk menarik lebih banyak investasi asing langsung.

Direktur Eksekutif Kamar Dagang Inggris di Filipina Chris Nelson menyatakan pemerintah dari negara yang dikenal dengan julukan Pearl of the Orient Seas perlu meningkatkan daya tariknya demi menarik investor ke dalam negeri.

“Saya pikir apa yang dibutuhkan dengan CREATE dan lainnya adalah terus melihat bagaimana Anda dapat mendatangkan investasi melalui insentif pajak,” katanya seperti dikutip dari mb.com.ph, Senin (27/12/2021).

Baca Juga:
Catat! Pengkreditan Pajak Masukan yang Ditagih dengan SKP Tak Berubah

UU CREATE memberikan insentif berupa pengurangan tarif pajak penghasilan (PPh). Tarif PPh badan yang semula 30% menjadi 25% untuk usaha besar. Sementara itu, untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) diturunkan dari 30% menjadi 20%.

Nelson meyakini UU CREATE dapat menjadi daya tarik bagi investor asing untuk menanamkan modalnya di Filipina. Namun, di sisi lain ia juga menyatakan bahwa pemotongan PPh badan melalui CREATE tidak serta-merta meringankan beban pajak di Filipina.

Menurutnya, masih terdapat beban pajak lainnya yang dinilai tinggi. Selain itu, ia juga menyarankan UU CREATE harus didukung oleh reformasi perpajakan lanjutan. Terlebih, kondisi ekonomi saat ini ditantang untuk go digital.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Untuk itu, Nelson mendesak tiga RUU segera disahkan yaitu Retail Trade Liberalization Act (RTLA), Foreign Investments Act (FIA), dan Public Service Act (PSA). Dari ketiga undang-undang tersebut, baru RTLA yang sudah ditandatangi Presiden Duterte.

Nelson menilai Filipina membutuhkan undang-undang tersebut untuk membuka ekonomi sehingga dapat mendorong lebih banyak investasi asing langsung dan membantu ekonomi dalam pemulihannya dari pandemi.

Berdasarkan pernyataan Nelson, British Business Council sedang mencoba membantu perusahaan-perusahaan Inggris untuk berinvestasi di negara Filipina. British Business Council juga berupaya menjadikan Filipina sebagai titik awal pasar Asia Tenggara yang besar.

Dia menjelaskan kekuatan nomor satu Filipina adalah bakat lokal dan pasar domestik yang sangat signifikan dari 110 juta orang. Menurutnya, Filipina harus bersaing dengan tetangganya sehingga harus bergerak maju dalam reformasi ekonomi. (vallen/rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra