DITJEN BEA DAN CUKAI

Target Penerimaan Diyakini Tercapai

Redaksi DDTCNews | Minggu, 07 Agustus 2016 | 16:30 WIB
Target Penerimaan Diyakini Tercapai

JAKARTA, DDTCNews — Meski realisasi penerimaan bea masuk bulanan cukup fluktuatif, Ditjen Bea dan Cukai mengaku optimistis mampu menggenjot penerimaan di semester kedua ini lantaran pergerakan ekonomi diproyeksikan tumbuh meningkat.

Kepala Subdirektorat Penerimaan Ruddy Rahmaddi mengatakan sedikitnya ada 3 fator yang mempengaruhi penerimaan, yaitu pertumbuhan ekonomi, kebijakan pemerintah, dan kepatuhan.

“Saat ini penerimaan cukai lebih stabil polanya dibandingkan dengan bea masuk,” katanya dalam rapat koordinasi bea dan cukai 2016, Selasa (2/8).

Baca Juga:
Gara-Gara Korup dan Gemuk, Argentina Bubarkan Otoritas Pajak

Pada kesempatan yang sama, Direktur Perencanaan dan Penerimaan Strategis Sugeng Apriyanto menuturkan pentingnya suatu terobosan di tengah situasi ekonomi global yang melesu dan harga komoditas nasional yang melemah seperti saat ini.

“Perlu perubahan paradigma dari ‘memetik buah’ menjadi ‘menanam pohon’. Menanam pohon lebih membutuhkan usaha dan kemampuan ketimbang sekedar memetik buah,” jelasnya seperti dikutip laman resmi Ditjen Bea dan Cukai.

Meski kinerja logistik Indonesia tengah menurun, namun beberapa indikator kinerja internal Ditjen Bea dan Cukai seperti kompetensi pegawai, pemberian pelayanan, dan pengawasan menunjukkan peningkatan.

Baca Juga:
Hindari Perbedaan HS Code, Importir Bisa Ajukan PKSI

Dia menambahkan Ditjen Bea dan Cukai akan mengaplikasikan peran revenue collection, community protection, dan trade facilitationuntuk mengupayakan efisiensi dwelling time, menaikkan daya saing ekonomi nasional, dan menyukseskan program Indonesia single risk management (ISRM).

Sementara, di sektor kelautan Ditjen Bea dan Cukai akan segera merevitalisasi sistem pengawasan berbagai aktivitas kelauatan guna menjaga dan menegakkan kedaulatan kemaritiman Indonesia.

Sebagai informasi, aktivitas ekspor dan impor di semester I/2016 menurun masing-masing 3,9% dan 4,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 lalu. (Bsi)


Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 26 Oktober 2024 | 08:30 WIB ARGENTINA

Gara-Gara Korup dan Gemuk, Argentina Bubarkan Otoritas Pajak

Jumat, 25 Oktober 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Hindari Perbedaan HS Code, Importir Bisa Ajukan PKSI

Jumat, 25 Oktober 2024 | 09:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

PKP Bakal Wajib Memerinci Data Penyerahan terkait Faktur Pajak Eceran

Kamis, 24 Oktober 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Masuk Tahap ke-14, Kantor Bea Cukai Terapkan secara Penuh CEISA 4.0

BERITA PILIHAN
Sabtu, 26 Oktober 2024 | 17:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pengajuan Penelitian Formal Melalui e-PHTB, Bisa Melalui Akun Notaris

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 16:30 WIB KOTA SINGKAWANG

NJOP Naik, Singkawang Buka Posko Pembetulan

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 16:00 WIB KABINET MERAH PUTIH

Seperti Think Tank, Luhut Sebut DEN Bakal Diisi Pakar Ekonomi

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 15:00 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Lapor SPT PPh Badan Pakai Akun OP, PKP Upload Penyerahan Faktur Eceran

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 14:00 WIB KONSULTASI PAJAK

Bisakah CV Memperoleh Fasilitas Tax Holiday?

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 13:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Menkeu AS Bilang Bea Masuk Trump akan Dorong Inflasi

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ekonomi Sulit, Anggota DPR Minta Kenaikan Tarif PPN Ditunda

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 12:30 WIB PROVINSI JAWA TENGAH

Pajak Baru Terkumpul 66,6%, Pemprov Sebar Jutaan Surat ke Penunggak